Jakarta Timur Intensifkan Program Kampung Siaga TBC untuk Kendalikan Penyebaran Penyakit

Pemerintah Kota Jakarta Timur meningkatkan intensitas program Kampung Siaga Tuberkulosis (TBC) sebagai upaya menekan angka kasus TBC yang masih tinggi di wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari program yang telah dicanangkan setahun sebelumnya di tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, menyatakan komitmennya untuk terus berupaya menekan penyebaran TBC melalui kerjasama dengan Kementerian Kesehatan. Munjirin menyampaikan hal tersebut saat berada di Kantor Kelurahan Kampung Rambutan, Jakarta Timur pada Jumat (9/5/2025). Kampung Rambutan sendiri dinilai sebagai salah satu wilayah terbaik dalam penanganan dan pengentasan TBC di Jakarta Timur.

"Ke depannya, dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan, upaya kita akan lebih masif lagi dalam mengurangi penyebaran TBC," ujar Munjirin. Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tetapi juga seluruh elemen masyarakat.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, Pemkot Jakarta Timur berencana mengadakan lomba yang melibatkan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi. Munjirin menjelaskan bahwa ide ini bertujuan untuk memacu semangat dalam upaya pengentasan TBC. Lurah akan berperan penting dalam menggandeng seluruh masyarakat dan stakeholder untuk berpartisipasi dalam lomba tersebut.

Data dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur mencatat adanya 2.645 kasus TBC di wilayah tersebut selama periode Januari hingga Maret 2025. Kasus-kasus ini tersebar di 10 kecamatan di Jakarta Timur, dengan rincian sebagai berikut:

  • Cakung: 225 kasus
  • Cipayung: 90 kasus
  • Ciracas: 132 kasus
  • Duren Sawit: 141 kasus
  • Jatinegara: 206 kasus
  • Kramatjati: 106 kasus
  • Makasar: 82 kasus
  • Matraman: 84 kasus
  • Pasar Rebo: 83 kasus
  • Pulogadung: 193 kasus
  • Rumah Sakit: 1.303 kasus

Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, menjelaskan bahwa seluruh pasien TBC akan mendapatkan pengobatan intensif selama beberapa bulan. Ia juga menyampaikan bahwa tingkat keberhasilan pengobatan TBC mencapai 65 persen. Namun, pasien yang terputus pengobatannya harus memulai kembali dari awal.

Herwin mengajak masyarakat Jakarta Timur untuk memeriksakan diri ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat jika mengalami gejala TBC. Pemeriksaan dan pengobatan TBC tersedia secara gratis.

Lebih lanjut, Herwin menjelaskan bahwa tingginya kasus TBC di Cakung disebabkan oleh jumlah penduduk yang padat, sementara di Pulogadung dipengaruhi oleh migrasi penduduk karena adanya terminal dan lokasi strategis lainnya.

Dari total 2.645 kasus TBC, sebanyak 324 kasus terjadi pada anak-anak. Penyebaran TBC pada anak umumnya terjadi melalui kontak erat dengan orang terdekat, seperti anggota keluarga, teman bermain, atau tetangga.