Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Melambat, Istana Bantah Efisiensi Anggaran Sebagai Penyebab Utama

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2025 mengalami perlambatan, tercatat sebesar 4,87% secara year on year (yoy). Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengakui adanya penurunan tersebut, namun membantah bahwa efisiensi anggaran menjadi penyebab utama. Pernyataan ini disampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Jumat (9/5/2025).

Menurut Prasetyo, angka yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya penurunan ekonomi. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor, bukan hanya satu aspek tunggal. Belanja pemerintah memang merupakan salah satu faktor, namun biasanya belum mencapai puncaknya pada awal tahun. Data dari BPS menunjukkan bahwa belanja pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38%.

Prasetyo, yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Presiden Prabowo Subianto, menjelaskan bahwa perlambatan belanja pemerintah adalah siklus normal dan bukan semata-mata disebabkan oleh efisiensi anggaran. Ia menambahkan bahwa efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk merealokasi dana ke sektor-sektor yang lebih produktif, seperti ketahanan pangan dan pertanian.

  • Realisasi Anggaran: Pemerintah menekankan bahwa efisiensi yang dilakukan adalah untuk realokasi ke sektor prioritas.
  • Sektor Pertanian: BPS mencatat pertumbuhan di sektor pertanian mencapai di atas 10%.

Lebih lanjut, Prasetyo menyoroti bahwa faktor eksternal juga turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan ekonomi negara-negara lain, seperti tarif impor tinggi yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS), memberikan dampak negatif pada ekonomi global secara keseluruhan.

Dengan demikian, Istana Kepresidenan mengimbau agar masyarakat tidak hanya melihat satu sudut pandang dalam menganalisis perlambatan ekonomi. Efisiensi anggaran adalah upaya pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan dana dan mengalokasikan sumber daya ke sektor-sektor yang strategis, bukan untuk menahan belanja secara keseluruhan. Perlambatan ekonomi merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor internal dan eksternal, termasuk siklus anggaran pemerintah dan kondisi ekonomi global.