Pengemudi Taksi Online Grab Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Anak, Perusahaan Langsung Beri Sanksi Tegas
Pengemudi Taksi Online Grab Lakukan Pelecehan Seksual terhadap Anak, Perusahaan Langsung Beri Sanksi Tegas
Sebuah kasus pelecehan seksual terhadap anak di dalam taksi online kembali mengemuka dan menghebohkan publik. Insiden yang melibatkan seorang pengemudi Grab dan anak dari seorang penumpang, yang dikenal sebagai Captain Vincent, ini terungkap melalui sebuah video yang diunggah oleh ibu korban, Vegen Acni, di media sosial. Video tersebut memperlihatkan pengemudi taksi online tersebut melontarkan sejumlah pertanyaan bernada seksual kepada anak di bawah umur tersebut. Peristiwa ini terjadi pada 28 Februari 2025, dan langsung dilaporkan kepada pihak Grab.
Dalam video yang beredar luas tersebut, terlihat pengemudi tersebut menanyakan hal-hal yang tidak pantas dan bersifat eksplisit seksual kepada korban. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menimbulkan keresahan dan keprihatinan publik, mengingat betapa rentannya anak-anak terhadap tindakan kejahatan seksual. Ibu korban, melalui unggahannya, mengecam keras tindakan biadab pengemudi tersebut dan mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan tegas. Unggahan tersebut juga menyebutkan detail pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh pengemudi, seperti pertanyaan mengenai latar belakang orang tua korban dan pernyataan-pernyataan yang berbau pornografi.
Menanggapi insiden ini, pihak Grab Indonesia melalui Director of Jabodetabek Territory, Iki Sari Dewi, menyatakan telah mengambil langkah tegas dengan langsung melakukan pemutusan kemitraan terhadap pengemudi tersebut pada tanggal 1 Maret 2025. Pihak Grab juga telah memasukkan pengemudi tersebut ke dalam daftar hitam (blacklist) karena terbukti melanggar kode etik perusahaan. Langkah ini merupakan bukti komitmen Grab dalam menjaga keamanan dan keselamatan para penumpangnya.
Sebagai bentuk dukungan dan upaya pemulihan terhadap korban, Grab Indonesia juga menawarkan beberapa bentuk bantuan, antara lain: sesi konseling dengan psikolog profesional, bantuan pengamanan dari tim satuan keamanan Grab, dan rekomendasi rekanan lembaga bantuan hukum (LBH) untuk pendampingan hukum lebih lanjut. Grab juga menyatakan dukungan penuhnya terhadap keputusan penumpang untuk menempuh jalur hukum dan bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pihak kepolisian.
Lebih lanjut, Iki Sari Dewi menjelaskan bahwa Grab secara rutin memberikan pelatihan wajib kepada para mitranya untuk meningkatkan pemahaman dan memberikan pelatihan anti-kekerasan seksual, aman berkendara, dan pelayanan berkualitas. Selain pelatihan, Grab juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keamanan perjalanan, seperti fitur Trip Monitoring untuk mendeteksi perjalanan secara real-time dan AudioProtect untuk merekam suara selama perjalanan dengan persetujuan penumpang. Meskipun demikian, insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat untuk memastikan keselamatan penumpang, khususnya anak-anak.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang bagaimana memastikan keselamatan anak-anak saat menggunakan layanan transportasi online. Perlu adanya peningkatan pengawasan dan regulasi yang lebih ketat dari pemerintah dan perusahaan penyedia jasa transportasi online dalam menyeleksi dan mengawasi para pengemudi, serta memberikan perlindungan yang lebih maksimal kepada penumpang, terutama anak-anak. Langkah-langkah preventif, seperti edukasi kepada penumpang tentang cara menjaga keamanan diri dan prosedur pelaporan insiden serupa, juga penting untuk dilakukan.