Pendaki Big Ben Bawa Bendera Palestina Ditangkap, Aksi Protes Picu Ketegangan di London

Pendaki Big Ben Bawa Bendera Palestina Ditangkap, Aksi Protes Picu Ketegangan di London

Sebuah insiden memanjat Menara Elizabeth, lebih dikenal sebagai Big Ben, di London pada Sabtu pagi, 8 Maret 2025, telah mengakibatkan penangkapan seorang pria yang membawa bendera Palestina. Aksi tersebut mengakibatkan penutupan sementara kawasan sekitar dan memicu demonstrasi simpati dari para pendukung Palestina. Kepolisian Metropolitan London mengkonfirmasi penangkapan tersebut setelah sebuah operasi penyelamatan yang berlarut-larut, melibatkan negosiasi intensif dengan pria tersebut yang berada di ketinggian signifikan tanpa alas kaki.

Petugas kepolisian pertama kali menerima laporan mengenai aksi tersebut sekitar pukul 07.00 GMT. Proses negosiasi berlangsung menegangkan, dengan petugas menggunakan lift truk pemadam kebakaran dan megafon untuk berkomunikasi dengan pria yang tampak mengenakan hoodie dan topi bisbol. Rekaman media sosial memperlihatkan pria tersebut menyatakan keinginannya untuk turun sendiri. Namun, kekhawatiran petugas tertuju pada kondisi fisik pria tersebut, yang tampak mengalami pendarahan di kaki dan terpapar suhu malam yang dingin dengan pakaian yang tidak memadai. Kondisi ini turut memperumit upaya negosiasi dan penyelamatan.

Selama insiden tersebut, kerumunan massa berkumpul di sekitar lokasi kejadian, di balik garis polisi. Para pendukung pria tersebut meneriakkan yel-yel pro-Palestina, seperti "Bebaskan Palestina" dan "Anda adalah pahlawan", menggambarkan adanya dukungan luas terhadap aksi protes ini, meskipun sifatnya yang berisiko. Sebagai respons terhadap situasi ini, pihak berwenang menutup sementara beberapa jalan di sekitar Gedung Parlemen, termasuk Jembatan Westminster, dan membatalkan tur Gedung Parlemen untuk memastikan keselamatan publik. Setelah pria tersebut diturunkan dan ditangkap, pihak kepolisian Westminster mengkonfirmasi dibukanya kembali semua jalan di area tersebut.

Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah aksi protes pro-Palestina lainnya terjadi di Skotlandia. Pada Jumat malam, para pengunjuk rasa menyemprotkan grafiti berukuran besar bertuliskan "Gaza Bukan untuk Dijual" di halaman resor golf milik Presiden AS Donald Trump. Kelompok Aksi Palestina mengklaim aksi tersebut sebagai "tanggapan langsung terhadap niat pemerintah AS untuk membersihkan Gaza secara etnis." Kepolisian Skotlandia saat ini tengah melakukan penyelidikan atas kasus perusakan properti tersebut.

Penangkapan pria di Big Ben dan aksi protes di Skotlandia menandai meningkatnya demonstrasi solidaritas dengan perjuangan Palestina. Insiden-insiden tersebut menyoroti kompleksitas isu politik internasional dan bagaimana hal tersebut dapat memicu aksi-aksi protes di berbagai belahan dunia, dengan dampak yang signifikan terhadap keamanan publik dan operasional pemerintahan setempat.

Kronologi Kejadian:

  • Sabtu, 8 Maret 2025, pukul 07.00 GMT: Kepolisian menerima laporan tentang pendakian di Big Ben.
  • Sabtu, 8 Maret 2025: Negosiasi dengan pendaki berlangsung.
  • Sabtu, 8 Maret 2025: Penutupan sementara akses di sekitar Gedung Parlemen.
  • Sabtu, 8 Maret 2025: Penangkapan pendaki.
  • Sabtu, 8 Maret 2025: Pembukaan kembali akses di sekitar Gedung Parlemen.
  • Jumat, 7 Maret 2025: Aksi protes pro-Palestina di Skotlandia.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang langkah-langkah keamanan di sekitar landmark terkenal seperti Big Ben, serta potensi eskalasi protes politik di masa mendatang.