Bandara Internasional Sana'a Yaman Nonaktif Usai Serangan Udara, Eskalasi Konflik Meningkat
Bandara Internasional Sana'a, gerbang udara utama bagi ibu kota Yaman, dilaporkan lumpuh total akibat serangkaian serangan udara. Serangan tersebut, yang menghantam landasan pacu, terminal, dan infrastruktur penting lainnya, menyebabkan penghentian total operasional penerbangan dan memicu kekhawatiran baru tentang eskalasi konflik regional.
Menurut laporan berbagai sumber, serangan udara terjadi pada Selasa malam waktu setempat, beberapa jam setelah pengumuman mengejutkan dari Presiden AS tentang penghentian serangan terhadap kelompok Houthi. Serangan tersebut tidak hanya merusak infrastruktur bandara, tetapi juga dilaporkan menghancurkan beberapa pesawat sipil yang berada di landasan.
Seorang pejabat bandara, yang berbicara kepada AFP, menggambarkan kerusakan tersebut sebagai "kehancuran total," yang menunjukkan dampak yang luas dari serangan tersebut. Akibatnya, semua penerbangan dari dan ke Sana'a telah ditangguhkan tanpa batas waktu, memutus jalur penting bagi bantuan kemanusiaan dan pergerakan orang.
Kelompok Houthi mengklaim bahwa serangan itu telah menyebabkan korban jiwa, dengan setidaknya tiga orang dilaporkan tewas. Kelompok itu juga bersumpah akan membalas serangan itu, meningkatkan kemungkinan eskalasi konflik lebih lanjut.
Mohammed Ali al-Houthi, seorang tokoh senior dalam gerakan Houthi, mengeluarkan pernyataan yang menantang, yang disiarkan di televisi pro-Houthi. Dia menegaskan kembali dukungan kelompok itu untuk Gaza dan memperingatkan bahwa pembalasan akan segera terjadi, mendesak Perdana Menteri Israel untuk bersiap menghadapi konsekuensinya.
Serangan terhadap Bandara Sana'a terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional, yang dipicu oleh serangkaian insiden dalam beberapa hari terakhir. Sebelumnya, Houthi meluncurkan rudal yang mendarat di dekat bandara utama Israel, yang mendorong penutupan sementara fasilitas tersebut. Israel menanggapi dengan melakukan serangan udara di kota pelabuhan Hudaydah, sebelum menargetkan Bandara Sana'a.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mengeluarkan pernyataan tegas yang menyatakan bahwa siapa pun yang menyerang Israel akan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Dia menekankan bahwa Israel berhak untuk memutuskan kapan, bagaimana, dan target mana yang akan diserang sebagai tanggapan terhadap ancaman.
Militer Israel (IDF) telah menyatakan bahwa serangan itu ditujukan untuk menargetkan landasan pacu, pesawat, dan infrastruktur strategis lainnya yang diduga digunakan oleh Houthi untuk memindahkan senjata dan personel. Selain bandara, Israel juga mengklaim telah menyerang pembangkit listrik penting di Sana'a dan pabrik semen di utara kota, yang menurut mereka merupakan bagian dari infrastruktur pendukung Houthi.
Situasi yang berkembang telah meningkatkan ketegangan di kawasan itu dan menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan warga sipil dan gangguan terhadap perjalanan udara internasional. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan kepada warganya di Timur Tengah untuk melaporkan keberadaan mereka dan tetap waspada terhadap potensi pembatalan penerbangan akibat konflik yang sedang berlangsung.