Rumah Masa Kecil Paus Leo XIV di Dolton, Illinois, Menarik Perhatian Publik

Kardinal Robert Francis Prevost, yang kini dikenal sebagai Paus Leo XIV, mengejutkan dunia dengan terpilihnya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Lahir pada tanggal 14 September 1955, di Chicago, Illinois, dari pasangan Louis Marius Prevost, seorang keturunan Prancis-Italia, dan Mildred Martínez, yang berdarah Spanyol, masa kecil Paus Leo XIV dihabiskan di kota Dolton, sebuah kawasan pinggiran kota Chicago.

Sejak pengumuman resminya sebagai Paus, rumah masa kecilnya di 141st Place, Dolton, Illinois, menjadi pusat perhatian. Warga setempat dan peziarah berbondong-bondong datang untuk melihat bangunan sederhana dari bata merah yang menjadi saksi bisu tumbuh kembang seorang tokoh penting dunia. Jalanan di sekitar rumah tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang ingin mengabadikan momen dengan berfoto di depan rumah bernomor "212" itu. Rumah itu bercat merah dengan trim putih dan halaman yang dijaga dengan baik.

Rumah itu sendiri menampilkan arsitektur sederhana, dengan dinding bata merah, jendela berbingkai kayu putih, dan teras yang dilengkapi pagar kayu. Pintu berwarna merah menambah sentuhan cerah pada fasad rumah. Halaman depan rumah terawat dengan baik, ditumbuhi rumput hijau yang rapi. Meskipun tidak ada informasi pasti mengenai status hunian saat ini, bangunan tersebut tetap menjadi simbol dari akar kehidupan Paus Leo XIV.

Dawn Ribnek, seorang warga Chicago yang beragama Katolik, mengungkapkan keterkejutannya saat melihat rumah masa kecil Paus Leo XIV. Ia percaya bahwa kesederhanaan tempat tinggal tersebut mencerminkan nilai-nilai yang akan dibawanya dalam kepemimpinannya. Menurutnya, Paus Leo XIV memilih nama Leo sebagai penghormatan kepada Leo XIII, seorang tokoh yang gigih memperjuangkan hak-hak pekerja.

Holly Boblink, tetangga masa kecil Paus Leo XIV, mengenang masa-masa bermain bersama "Robbie" (nama panggilan Paus Leo XIV saat kecil) di sekitar Dolton pada era 1960-an. Ia menceritakan bagaimana mereka sering bermain kejar-kejaran dan bersepeda bersama. Boblink berharap Paus Leo XIV tetap mengingat asal-usulnya, yaitu keluarga sederhana dengan integritas tinggi.

Gardis Watts, seorang mahasiswa teologi di tempat yang sama dengan Paus Leo XIV, menyempatkan diri mengunjungi rumah masa kecil Paus tersebut. Ia berharap agar Paus Leo XIV tidak melupakan tempat di mana ia tumbuh dan berkembang. Watts mengakui bahwa Dolton mungkin telah banyak berubah sejak Paus Leo XIV meninggalkannya, tetapi ia menekankan pentingnya pengakuan terhadap orang-orang yang tinggal di sana.

Rumah masa kecil Paus Leo XIV di Dolton menjadi pengingat akan perjalanan hidup seorang pemimpin agama yang berasal dari lingkungan sederhana. Kunjungan publik ke rumah tersebut menunjukkan rasa hormat dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan baru Paus Leo XIV dalam Gereja Katolik.