Wagub Rano Karno: Tawuran di Jakarta Timur Diduga untuk Konten Media Sosial, Pemprov DKI Siapkan 500.000 Lapangan Kerja

Tawuran di Jakarta Timur Diduga Demi Konten Media Sosial, Pemprov DKI Bergerak Cepat

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya aksi tawuran di wilayah Cipinang, Jakarta Timur. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Rano menduga sejumlah aksi tawuran tersebut dilakukan semata-mata untuk kepentingan konten media sosial. Hal ini disampaikan Rano kepada awak media di Jiexpo Kemayoran, Sabtu (8/3/2025). Ia menekankan betapa mengkhawatirkannya tren ini, dimana aksi kekerasan direkam dan diunggah ke dunia maya, berpotensi ditiru oleh kalangan muda. Bahaya laten dari aksi ini adalah normalisasi kekerasan dan penyebarannya yang masif melalui platform digital.

"Saya baru saja mengunjungi Cipinang, dan memang benar adanya tawuran yang terjadi disana. Informasi yang saya dapatkan menunjukkan ada indikasi tawuran itu sengaja dilakukan untuk konten media sosial. Ini sangat memprihatinkan, karena berpotensi ditiru dan membahayakan banyak orang," tegas Rano. Rano menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan dialog dengan berbagai kelompok pemuda di Cipinang guna memahami akar permasalahan yang mendasari konflik tersebut. Dari hasil dialog tersebut, terungkap beberapa faktor utama yang memicu tawuran, yaitu:

  • Faktor Ekonomi: Tingginya angka pengangguran dan kemiskinan di wilayah tersebut menjadi pemicu utama. Banyaknya pemuda putus sekolah memperparah kondisi ini. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dapat memicu frustasi dan konflik.
  • Putus Sekolah: Tingginya angka putus sekolah merupakan salah satu indikator sosial yang perlu mendapat perhatian serius. Pemuda putus sekolah rentan terjerumus dalam berbagai aktivitas negatif, termasuk tawuran.
  • Pengangguran: Kurangnya lapangan pekerjaan menciptakan peluang bagi pemuda untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berisiko tinggi, seperti tawuran.

Sebagai respon atas masalah ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mempunyai rencana strategis untuk menciptakan sebanyak 500.000 lapangan kerja baru. Langkah ini diharapkan mampu menekan angka pengangguran dan menciptakan kondisi sosial yang lebih kondusif. Salah satu program unggulan yang disiapkan adalah perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat dalam program Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Syarat menjadi PPSU akan disederhanakan. Ke depannya, calon PPSU hanya diwajibkan bisa membaca dan menulis, tanpa harus memiliki ijazah SMP.

"Program PPSU akan kita permudah syaratnya. Yang penting bisa baca tulis, ga perlu ijazah SMP. Karena ini pekerjaan, bukan soal status pendidikan, dan mereka tetap akan digaji sesuai UMR. Kita tidak ingin memandang sebelah mata pekerjaan ini," jelas Rano. Pemprov DKI berharap langkah ini dapat menjadi solusi komprehensif dalam mengurangi angka pengangguran dan menekan potensi konflik sosial, khususnya di daerah rawan tawuran seperti Cipinang. Dengan demikian, pemberantasan tawuran tidak hanya berfokus pada penindakan hukum, tetapi juga pada upaya pencegahan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan lapangan kerja yang memadai.

Menciptakan Jakarta yang Lebih Aman dan Sejahtera

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyadari bahwa menciptakan Jakarta yang lebih aman dan sejahtera membutuhkan pendekatan multi-sektoral dan komprehensif. Upaya penciptaan lapangan kerja merupakan bagian integral dari strategi tersebut. Selain itu, pemerintah juga akan terus meningkatkan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mencegah terjadinya tawuran dan konflik sosial lainnya. Pemprov DKI berkomitmen untuk terus berupaya menciptakan lingkungan yang kondusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh warganya untuk meraih masa depan yang lebih baik.