Gelombang kekerasan kembali mengguncang lingkungan Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis (8/5/2025). Bentrokan sengit pecah antara dua kelompok mahasiswa yang berseteru, memicu kepanikan dan ketakutan di kalangan sivitas akademika.

Insiden bermula di sore hari, sekitar pukul 16.00 WITA, ketika sebagian besar mahasiswa telah meninggalkan kampus. Aksi saling serang terjadi dengan menggunakan berbagai jenis senjata, termasuk batu, anak panah, dan senjata tajam seperti parang. Video amatir yang beredar di media sosial menunjukkan suasana mencekam, di mana mahasiswa berlarian menyelamatkan diri dari kejaran kelompok penyerang.

Seorang saksi mata, yang menolak disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa salah satu kelompok mahasiswa bahkan sempat mencari wakil rektor dengan membawa parang. Motif pasti dari bentrokan ini masih belum jelas, namun diduga kuat dipicu oleh perselisihan lama antar kelompok.

Upaya Penegakan Hukum dan Pengamanan

Merespon kejadian ini, pihak kepolisian dari Polsek Panakkukang segera diterjunkan ke lokasi untuk mengendalikan situasi. Kapolsek Panakkukang, AKP Aris Satrio Sujatmiko, menyatakan bahwa kondisi saat ini telah kondusif berkat kesigapan aparat keamanan.

Untuk mencegah eskalasi konflik dan bentrokan susulan, kepolisian meningkatkan pengamanan di sekitar kampus UMI Makassar. Sebanyak 15 hingga 20 personel disiagakan, dibantu oleh Polrestabes Makassar. Polisi juga berkoordinasi intensif dengan pihak rektorat UMI untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan kampus.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban luka akibat bentrokan ini. Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti kejadian dan mengidentifikasi pelaku yang terlibat. Situasi di kampus UMI Makassar saat ini terpantau aman dan terkendali, namun aparat keamanan tetap berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kembali bentrokan.

Daftar Senjata yang digunakan:

• Batu
• Anak Panah
• Parang