Konklaf 2025: Pemilihan Paus Baru Belum Hasilkan Keputusan, Asap Hitam Kembali Terlihat di Vatikan
Upaya pemilihan pemimpin baru Gereja Katolik belum membuahkan hasil. Asap hitam kembali terlihat mengepul dari cerobong Kapel Sistina, Vatikan, pada hari Kamis (8/5/2025), menandakan bahwa para kardinal belum mencapai mufakat dalam konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus.
Ribuan umat Katolik dan wisatawan memadati Lapangan Santo Petrus sejak pagi hari, menantikan sinyal dari prosesi sakral tersebut. Kehadiran mereka merupakan wujud antisipasi dan harapan akan terpilihnya Paus baru yang akan menakhodai Gereja Katolik di masa depan. Sebelumnya, pada Rabu malam, asap hitam juga telah membubung, mengindikasikan kegagalan pemungutan suara putaran pertama untuk mencapai mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan.
Proses konklaf, yang berlangsung di dalam Kapel Sistina yang terkunci rapat, merupakan tradisi kuno yang sarat makna. Para kardinal, terisolasi dari dunia luar, melakukan pemungutan suara secara rahasia. Satu-satunya cara mereka berkomunikasi dengan dunia luar adalah melalui asap yang dihasilkan dari pembakaran surat suara. Asap hitam menandakan tidak adanya kesepakatan, sementara asap putih mengumumkan terpilihnya Paus baru.
Konklaf 2025 tercatat sebagai salah satu konklaf terbesar dan paling beragam dalam sejarah Gereja Katolik. Ratusan kardinal dari sekitar 70 negara berkumpul di Vatikan, membawa serta pengalaman dan perspektif yang berbeda. Keberagaman ini diharapkan dapat memperkaya proses pemilihan dan menghasilkan pemimpin yang mampu menjawab tantangan-tantangan global yang kompleks di abad ke-21.
Durasi konklaf bervariasi dari waktu ke waktu. Pemilihan Paus pada tahun 2005 dan 2013 berlangsung selama dua hari. Namun, ada pula konklaf yang berlangsung lebih lama, bahkan hingga berhari-hari. Rekor terlama terjadi pada abad ke-13, yang berlangsung selama hampir tiga tahun.
Masyarakat dunia terus menantikan perkembangan dari Vatikan. Terpilihnya Paus baru akan membawa implikasi besar bagi Gereja Katolik dan dunia secara keseluruhan. Sosok pemimpin baru diharapkan mampu membawa kedamaian, keadilan, dan harapan bagi umat manusia.