Tragedi Gaza: Bayi Meninggal Akibat Kekurangan Gizi di Tengah Blokade
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Seorang Bayi Meninggal Akibat Kekurangan Gizi
Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan. Seorang bayi bernama Jenan Alskafi, dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu, 3 Mei 2025, akibat kekurangan gizi dan komplikasi pencernaan. Dokter yang menangani Jenan mengungkapkan bahwa blokade yang diberlakukan telah menghambat akses terhadap bantuan medis yang sangat dibutuhkan.
Menurut Dr. Ragheb Warsh Agha dari rumah sakit Rantissi di Gaza utara, Jenan, yang baru berusia empat bulan, membutuhkan susu formula hipoalergenik untuk mengatasi diare kronis yang menyebabkan kekurangan gizi parah. Kondisi ini melemahkan tubuhnya dan membuatnya rentan terhadap infeksi. Ibu Jenan, Aya Alskafi, mengungkapkan kesedihannya atas kondisi putrinya yang memburuk dengan cepat, termasuk penurunan berat badan yang drastis.
Dampak Blokade Terhadap Warga Gaza
Laporan mengenai kekurangan gizi dan dampaknya terhadap kelompok rentan, termasuk anak-anak, terus meningkat. Meskipun kantor perdana menteri Israel belum memberikan komentar resmi, pejabat Israel berpendapat bahwa bantuan yang masuk ke Gaza sudah mencukupi. Namun, mereka tetap berupaya mengontrol pasokan yang berpotensi berada di bawah kendali Hamas.
Perluasan operasi militer Israel semakin memperburuk situasi bagi warga Gaza. Banyak yang terpaksa mengungsi, ladang-ladang tidak dapat diakses, dan nelayan tidak dapat melaut, membatasi sumber makanan yang tersedia.
Dampak Malnutrisi yang Meluas
Malnutrisi berdampak besar pada anak-anak, wanita hamil, dan individu dengan kondisi kesehatan kronis. Kondisi ini juga menghambat pemulihan pasien dengan luka akibat perang. Jonathan Crickx, kepala komunikasi UNICEF, menyatakan bahwa sekitar 9.000 hingga 10.000 anak dirawat karena kekurangan gizi.
Kelaparan tidak hanya menghambat perkembangan kognitif dan fisik anak-anak, tetapi juga melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka. Kondisi sanitasi yang buruk akibat pengungsian massal juga meningkatkan risiko penyakit yang dapat dicegah.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 65.000 anak menunjukkan gejala kekurangan gizi. Sejak penyeberangan ditutup pada 2 Maret 2025, setidaknya 57 orang, mayoritas anak-anak, telah meninggal akibat kekurangan gizi.
Kondisi Kesehatan yang Memburuk
Lembaga amal medis MSF melaporkan peningkatan jumlah pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi akibat kekurangan protein, nutrisi, dan vitamin. Seorang wanita hamil bernama Ola al-Kafarna menggambarkan bagaimana kekurangan makanan menyebabkan pusing dan kelelahan.
"Saat kami berdiri akan terasa pusing karena kekurangan makanan. Tidak ada telur, daging, makanan, atau minuman. Kami lelah," ungkap Ola al-Kafarna.
Krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk, dengan kekurangan gizi menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan keselamatan warga sipil, terutama anak-anak.