Eskalasi Konflik India-Pakistan Memanas, Indonesia Serukan De-eskalasi dan Dialog

Indonesia Mendesak India dan Pakistan Menahan Diri di Tengah Ketegangan yang Meningkat

Pemerintah Indonesia telah menyampaikan seruan mendesak kepada India dan Pakistan untuk segera menahan diri dan memprioritaskan jalur dialog dalam upaya penyelesaian konflik yang semakin meruncing di antara kedua negara. Pernyataan ini dikeluarkan menyusul serangkaian serangan yang dilancarkan oleh India terhadap wilayah-wilayah di Pakistan, termasuk wilayah Kashmir yang menjadi sumber sengketa berkepanjangan.

Melalui platform media sosial X, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyatakan bahwa pihaknya terus memantau secara seksama perkembangan situasi di kawasan Asia Selatan. Pemerintah Indonesia berharap agar India dan Pakistan dapat meredakan tensi ketegangan melalui perundingan damai dan mencari solusi diplomatik yang konstruktif.

Serangan yang dilakukan India pada hari Selasa lalu menyasar sejumlah lokasi yang diklaim sebagai kamp pelatihan kelompok teroris di wilayah Pakistan, termasuk wilayah Kashmir yang dikuasai oleh Islamabad. Menurut keterangan dari Kedutaan Besar India di Jakarta, operasi militer tersebut bersifat terbatas dan ditujukan secara khusus pada kamp-kamp yang telah teridentifikasi sebelumnya. Pihak India mengklaim bahwa serangan tersebut tidak menyasar warga sipil maupun target-target militer Pakistan.

Namun, pihak berwenang Pakistan melaporkan bahwa serangan tersebut telah menyebabkan sedikitnya delapan orang tewas dan 35 lainnya mengalami luka-luka, sementara dua orang lainnya dilaporkan hilang. Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengecam keras tindakan India tersebut sebagai agresi yang nyata dan bahkan mendeklarasikan perang. Ia berjanji akan memberikan respons yang setimpal terhadap agresi tersebut.

Sebagai balasan, Pakistan melakukan serangan balasan dengan tembakan artileri di sepanjang wilayah perbatasan yang disengketakan. Ketegangan ini mencapai puncaknya setelah insiden pengeboman yang terjadi di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikuasai India pada tanggal 22 April lalu, yang mengakibatkan 26 orang tewas. India menuduh Pakistan terlibat dalam insiden tersebut, namun Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Imbauan Kewaspadaan bagi WNI di India dan Pakistan

Merespons situasi yang semakin memanas, Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI yang berada di India dan Pakistan untuk meningkatkan kewaspadaan. WNI yang berencana melakukan perjalanan ke kedua negara, terutama ke wilayah perbatasan atau daerah-daerah yang berpotensi terdampak konflik, diminta untuk menunda perjalanan mereka hingga situasi kembali stabil.

"Bagi WNI yang berada di kedua negara, kami mengimbau untuk tetap waspada dan menghindari bepergian ke wilayah-wilayah yang terdampak dan tempat-tempat yang mungkin menjadi sasaran konflik," demikian pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri RI melalui akun X.

Direktur PWNI, Judha Nugraha, menambahkan bahwa hingga saat ini seluruh WNI yang tinggal di India dan Pakistan dalam kondisi aman. Sebagian besar dari mereka adalah WNI yang menikah dengan warga setempat dan tinggal bersama keluarga mereka. "Belum ada laporan mengenai WNI yang terdampak langsung oleh ketegangan ini," ujar Judha.

Kementerian Luar Negeri RI menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan kepada WNI jika diperlukan dan terus berkoordinasi dengan perwakilan diplomatik Indonesia di New Delhi dan Islamabad untuk memastikan keselamatan seluruh warga negara Indonesia yang berada di kedua negara tersebut.