Ancaman Nuklir Meningkat: Analisis Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan di Tengah Ketegangan Kashmir

Kekhawatiran global meningkat seiring dengan memanasnya tensi antara India dan Pakistan, terutama terkait potensi eskalasi konflik nuklir. Kedua negara, yang memiliki sejarah panjang perseteruan, kini berlomba memodernisasi arsenal nuklir mereka, menciptakan bayangan ancaman yang nyata bagi stabilitas regional dan internasional.

India, dengan doktrin "No First Use" (NFU) yang selama ini dianut, baru-baru ini mengisyaratkan kemungkinan perubahan kebijakan. Sinyal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen India terhadap pengendalian senjata nuklir. Sementara itu, Pakistan, yang tidak memiliki kebijakan NFU, mempertahankan opsi untuk melakukan serangan preemptif jika merasa terancam. Perbedaan doktrin ini menjadi salah satu faktor kunci yang meningkatkan risiko miskalkulasi dan eskalasi yang tidak terkendali.

Pemicu ketegangan terbaru adalah serangan terhadap wisatawan di wilayah Kashmir yang dikuasai India, yang diklaim dilakukan oleh kelompok bersenjata. India merespons dengan serangan udara ke wilayah Pakistan dan Kashmir yang diduduki Pakistan, menargetkan lokasi yang disebut sebagai basis militan. Pakistan membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa serangan India mengenai wilayah sipil, memperburuk suasana dan memicu saling tuduh.

Secara kuantitatif, India dan Pakistan memiliki jumlah hulu ledak nuklir yang relatif seimbang. India diperkirakan memiliki sekitar 172 hulu ledak, sementara Pakistan memiliki sekitar 170. Namun, perbedaan signifikan terletak pada teknologi dan kemampuan pengiriman. India memiliki keunggulan dalam hal jangkauan rudal, dengan rudal balistik Agni-V yang mampu mencapai target hingga 8.000 km. Pakistan, di sisi lain, sedang mengembangkan rudal Shaheen III dengan jangkauan sekitar 2.750 km. Selain itu, Pakistan memiliki senjata nuklir taktis, seperti rudal Nasr (Hatf-9), yang dirancang untuk digunakan di medan perang dengan jangkauan pendek.

Perbandingan kekuatan militer konvensional juga menunjukkan perbedaan signifikan. India memiliki jumlah personel militer aktif yang jauh lebih besar, dengan 1,24 juta tentara di angkatan darat, 149.000 tentara di angkatan udara, dan 75.500 tentara di angkatan laut. Pakistan memiliki sekitar 560.000 tentara angkatan darat, 70.000 tentara angkatan udara, dan 30.000 tentara angkatan laut. Keunggulan numerik India memberikan keuntungan strategis dalam hal kemampuan mobilisasi dan daya tahan.

Meskipun kedua negara saling memberikan pernyataan yang meredakan ketegangan, risiko eskalasi tetap tinggi. Upaya diplomatik intensif diperlukan untuk mencegah konflik lebih lanjut dan mendorong kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan. Para ahli memperingatkan bahwa tanpa deeskalasi yang cepat dan efektif, bahkan konflik terbatas dapat dengan mudah berubah menjadi konfrontasi nuklir yang menghancurkan, dengan konsekuensi yang mengerikan bagi kawasan dan dunia.

Berikut adalah daftar kekuatan militer India:

  • Angkatan Darat: 1,24 juta tentara
  • Angkatan Udara: 149.000 tentara
  • Angkatan Laut: 75.500 tentara
  • Penjaga Pantai: 13.350 orang

Berikut adalah daftar kekuatan militer Pakistan:

  • Angkatan Darat: 560.000 tentara
  • Angkatan Udara: 70.000 tentara
  • Angkatan Laut: 30.000 tentara