Misteri Nama 'Sri Rejeki Hastomo' di Ponsel Staf PDIP: Jaksa Curiga Terkait Hasto Kristiyanto

Jaksa Dalami Nama Kontak Misterius di Ponsel Staf PDIP dalam Sidang Harun Masiku

Sidang kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR Harun Masiku dengan terdakwa Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (8/5/2025), mengungkap sejumlah fakta menarik. Salah satunya adalah pendalaman jaksa terhadap staf Sekretariat DPP PDIP, Kusnadi, terkait sebuah nomor telepon asing yang tersimpan di ponselnya dengan nama 'Sri Rejeki Hastomo'.

Dalam persidangan, jaksa terlihat intensif menanyakan perihal nomor tersebut kepada Kusnadi. Mereka berusaha menggali informasi mengenai siapa pemilik nomor itu sebenarnya, serta alasan Kusnadi memberikan nama yang terdengar familiar dengan nama Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Kalau yang nama Sri Rejeki Hastomo itu nomor siapa?" tanya jaksa dengan nada menyelidik.

Kusnadi menjawab bahwa nomor tersebut adalah nomor kesekretariatan yang biasa digunakan oleh staf DPP. Ia menjelaskan bahwa nomor tersebut dipegang oleh beberapa staf, terutama saat Hasto sedang bertugas di luar kantor.

"Yang pegang kadang-kadang staf-stafnya. Kadang kalau bapak keluar bisa di Satgas," jelas Kusnadi.

Namun, jawaban Kusnadi ini tidak memuaskan jaksa. Mereka terus mencecar Kusnadi untuk mendapatkan nama pasti orang yang paling sering memegang ponsel dengan nomor 'Sri Rejeki Hastomo' tersebut. Jaksa menduga ada keterkaitan antara nama kontak tersebut dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Kan ada orangnya kan nggak mungkin satu HP dipegang bareng-bareng. Siapa yang dipercaya pegang HP?" cecar jaksa.

Kusnadi tetap berpegang pada keterangannya bahwa nomor tersebut adalah nomor kesekretariatan yang digunakan oleh banyak orang. Ia menyebut nama Adi, Kepala Kesekretariatan, sebagai salah satu orang yang mungkin memegang ponsel tersebut.

"Namanya banyak. Kadang kalau kepala Kesekretariatan memang Pak Adi," jawab Kusnadi.

Jaksa kemudian beralih menanyakan panggilan Kusnadi kepada Adi dan Hasto. Kusnadi mengaku memanggil Adi dengan sebutan "Bapak," sementara Hasto dipanggil "Pak."

"Kalau saudara manggil Pak Hasto apa?" tanya jaksa.

"Pak," jawab Kusnadi.

"Bukan bapak?" cecar jaksa.

"Nggak," jawab Kusnadi.

Kejanggalan panggilan ini pun tak luput dari perhatian jaksa. Mereka mempertanyakan mengapa Kusnadi memanggil Adi dengan sebutan "Bapak" sementara Hasto hanya "Pak."

Sebelumnya, jaksa juga menanyakan perihal komunikasi Kusnadi dengan nomor 'Sri Rejeki Hastomo' sebelum pemeriksaan di KPK. Namun, Kusnadi mengaku lupa pernah berkomunikasi dengan nomor tersebut.

Jaksa kemudian menunjukkan bahwa nomor 'Sri Rejeki Hastomo' menggunakan kode negara Inggris Raya (+447). Kusnadi mengaku tidak tahu nomor tersebut berasal dari negara mana.

"Baik. Itu ada nomor Sri Rejeki Hastomo. Nomornya tercatat +447. Itu nomor Indonesia setahu saudara? Saudara ngerti nggak?" tanya jaksa.

"Kurang tahu itu nomor apa. Kayaknya luar negeri," jawab Kusnadi.

Ketika ditanya alasan memberikan nama 'Sri Rejeki Hastomo' pada nomor tersebut, Kusnadi mengaku terinspirasi dari kata "Sri Rejeki" agar mendapat rejeki. Sementara kata "Hastomo" hanya tambahan saja dan tidak merujuk pada Hasto.

"Kenapa saudara menyimpan dengan nama Sri Rejeki Hastomo?" tanya jaksa.

"Saya terinspirasi Sri Rejekinya saja. Biar dapat rejeki," jawab Kusnadi.

"Kalau Hastomonya apa?" cecar jaksa.

"Tambahan saya saja," jawab Kusnadi.

"Apa mengacu pada Hasto?" cecar jaksa lagi.

"Nggak," jawab Kusnadi dengan tegas.

Meski Kusnadi telah memberikan keterangan, jaksa terlihat belum sepenuhnya yakin dengan penjelasannya. Mereka masih mendalami kemungkinan adanya keterkaitan antara nomor 'Sri Rejeki Hastomo' dengan Hasto Kristiyanto, terutama dalam konteks kasus suap Harun Masiku yang sedang disidangkan.