Ritual 'Dodol Dawet' Warnai Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier dalam Balutan Adat Jawa
Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier yang digelar pada 7 Mei 2025, menjadi sorotan publik tidak hanya karena kemeriahannya, tetapi juga karena kentalnya nuansa adat Jawa yang diusung. Sehari sebelumnya, prosesi siraman telah dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian pernikahan tersebut. Kedua mempelai yang diketahui memiliki darah Jawa dan Eropa ini, memilih untuk menghormati tradisi leluhur dalam momen sakral mereka.
Salah satu tradisi yang mencuri perhatian dalam prosesi siraman adalah 'Dodol Dawet' atau berjualan dawet. Ibunda Luna Maya, Desa Maya, yang berasal dari Austria, dengan anggun mengenakan kebaya berwarna merah muda, berperan sebagai penjual dawet. Momen ini terekam dalam unggahan di media sosial, memperlihatkan Ibu Desa duduk di gerobak dawet, siap melayani para tamu undangan.
Didampingi oleh kedua putranya, Ismael Dully dan Tipi Jabrik, Ibu Desa dengan telaten menyajikan dawet dalam mangkuk-mangkuk kecil kepada para tamu. Para tamu undangan, termasuk tokoh-tokoh seperti Ayu Dewi dan Edrick Tjandra, tampak antusias menikmati dawet yang disuguhkan langsung oleh ibunda Luna Maya. Kebersamaan dan kebahagiaan terpancar dari momen tersebut, yang kemudian menjadi viral di kalangan warganet.
Tradisi 'Dodol Dawet' sendiri memiliki makna mendalam dalam pernikahan adat Jawa. Prosesi ini melambangkan restu dan pelepasan dari orang tua kepada anak-anaknya untuk memulai kehidupan baru bersama pasangan. Dalam konteks pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier, Ibu Desa Maya merepresentasikan restu dan doa dari orang tua kepada kedua mempelai.
Dalam tradisi ini, para tamu yang ingin menikmati dawet tidak menggunakan uang sebagai alat pembayaran, melainkan kreweng atau pecahan genting. Kreweng sebagai alat tukar memiliki makna tersendiri, yaitu mengingatkan manusia akan asal-usulnya dari tanah dan akan kembali ke tanah. Hal ini menjadi pengingat bagi pasangan pengantin untuk selalu bersikap bijaksana dalam menjalani kehidupan pernikahan.
Lebih lanjut, sajian dawet yang terdiri dari dawet (cendol), santan, dan gula jawa melambangkan keberagaman tamu yang hadir untuk memberikan doa restu kepada pasangan pengantin. Campuran santan dan gula jawa juga melambangkan bersatunya kedua mempelai dalam ikatan pernikahan, serta kesiapan mereka untuk saling menerima segala kekurangan dan kelebihan.
Dalam prosesi 'Dodol Dawet' di pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier, Ibu Desa Maya berperan sebagai simbol kasih sayang dan ketulusan orang tua kepada anak-anaknya. Sementara kedua kakak Luna Maya yang mendampingi ibunda, melambangkan perlindungan dan tanggung jawab dalam memberikan nafkah.
- Makna Simbolis 'Dodol Dawet'
- Restu orang tua
- Keberagaman tamu undangan
- Bersatunya dua insan
- Pengingat akan asal usul
- Kasih sayang dan perlindungan keluarga
Kehadiran tradisi 'Dodol Dawet' dalam pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier menjadi bukti kecintaan dan penghargaan terhadap budaya Jawa. Prosesi ini tidak hanya memeriahkan acara pernikahan, tetapi juga sarat akan makna dan filosofi yang mendalam.