Indonesia menjadi salah satu pusat pelaksanaan uji klinis fase 3 untuk vaksin tuberkulosis (TBC) inovatif, M72/AS01E, yang didukung oleh Bill Gates. Uji klinis ini, yang dimulai sejak September 2024, melibatkan partisipasi aktif dari ribuan warga negara Indonesia.

Profesor Erlina Burhan, Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) yang terlibat langsung dalam penelitian ini, mengungkapkan bahwa sekitar 2.000 peserta dari Indonesia turut serta dalam uji klinis global yang menargetkan 20.000 orang. "Riset ini berskala global dengan melibatkan 20 ribu orang. Kontribusi Indonesia sekitar 2 ribu orang," ujarnya.

Saat ini, uji klinis memasuki tahap pemantauan intensif terhadap para partisipan setelah pemberian vaksin. Kolaborasi lintas institusi, termasuk Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia, FK Universitas Padjadjaran, RS Persahabatan, RS Universitas Indonesia, dan RS Islam Jakarta Cempaka Putih, menjadi pilar penting dalam pelaksanaan uji klinis ini.

Menanggapi kekhawatiran publik mengenai keamanan vaksin TBC baru ini, Prof. Erlina meyakinkan bahwa uji klinis fase 3 hanya akan dilakukan jika efektivitas dan keamanan vaksin telah teruji secara ketat. "Proses ini mengikuti kaidah ilmiah yang ketat. Kami sangat berhati-hati dan mengutamakan keamanan," tegasnya.

Selain vaksin TBC M72/AS01E, Indonesia juga berperan aktif dalam penelitian dan pengembangan dua kandidat vaksin TBC lainnya, yaitu:

• Vaksin TBC BNT164a1 (BioNTech dan Biofarma): Setelah sukses menyelesaikan uji coba fase 1, Indonesia akan berpartisipasi dalam fase 2 kandidat vaksin TB mRNA dari BioNTech.
• Vaksin TBC AdHu5Ag85A (CanSinoBio dan Etana): Indonesia terlibat dalam fase 1 uji klinis kandidat vaksin TBC berbasis vektor virus yang dikembangkan oleh CanSinoBio.

Keterlibatan aktif Indonesia dalam berbagai uji klinis vaksin TBC ini menunjukkan komitmen negara dalam upaya global untuk memberantas penyakit TBC.