Tantangan Budaya dan Kepribadian: Kisah Carmen Hearts2Hearts, dari Bali hingga Panggung K-Pop

Tantangan Budaya dan Kepribadian: Kisah Carmen Hearts2Hearts, dari Bali hingga Panggung K-Pop

Sejak debutnya bersama grup K-Pop Hearts2Hearts pada Februari lalu, sosok Carmen, gadis Bali yang mencuri perhatian publik, terus menjadi sorotan. Perjalanan kariernya yang penuh warna, dari audisi di SM Entertainment hingga menjadi idola K-Pop, telah menarik minat banyak orang untuk mengenal lebih dalam perjalanan dan karakternya.

Ibunda Carmen, Kadek Ayu Sri Handayani, baru-baru ini berbagi cerita inspiratif sekaligus mengungkap sisi unik kepribadian putrinya. Dalam wawancara eksklusif bersama detikBali di restoran miliknya di Canggu, Badung, Bali, pada Sabtu (8/3/2025), Ayu menceritakan bagaimana Carmen, dengan nama lengkap Nyoman Ayu Carmenita, beradaptasi dengan budaya Korea Selatan yang sangat berbeda dari budaya Indonesia.

Proses penyesuaian budaya tersebut dimulai sejak Carmen, saat berusia 15 tahun, meninggalkan Bali untuk mengejar mimpinya menjadi trainee di Korea Selatan. Selama kurang lebih tiga tahun, Carmen menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan berbeda. Ia harus berjuang menghadapi gegar budaya, termasuk perbedaan nuansa ramah yang ia rasakan antara kedua negara tersebut. Tantangan ini, menurut Ayu, membentuk Carmen menjadi pribadi yang lebih tangguh dan dewasa.

Namun, di balik tantangan tersebut, Ayu juga mengungkapkan sisi lain kepribadian Carmen yang ceria dan supel. Lahir dan besar di lingkungan keluarga musisi, Carmen memiliki bakat bermusik dan memiliki sifat periang yang selalu murah senyum. Sifat tersebut, yang secara alami terbentuk dari lingkungannya, membuat Carmen sering cekikikan dan melucu, sebuah karakteristik yang telah menjadi bagian integral dari kepribadiannya.

Ironisnya, kebiasaan tersebut sempat menjadi tantangan tersendiri bagi Carmen dalam sesi pemotretan profesional. Ketika diminta untuk berpose tanpa senyum, Carmen merasa sedikit kebingungan karena ia terbiasa untuk selalu menampilkan ekspresi ceria. Hal ini membuktikan bagaimana kepribadian yang terbentuk dari budaya asal seseorang dapat memberikan tantangan ketika beradaptasi dengan standar budaya yang berbeda.

Selain bakatnya dalam bermusik, khususnya piano, Carmen juga memiliki karakter yang rendah hati. Meskipun mahir memainkan beberapa alat musik, Carmen bukanlah tipe orang yang suka memamerkan kemampuannya. Ayu menceritakan bahwa Carmen seringkali menolak ajakan untuk menunjukkan kemampuan bermusiknya di depan orang lain, meskipun ia sebenarnya memiliki kemampuan yang luar biasa.

Perjalanan Carmen menyoroti bagaimana adaptasi budaya dan mengejar mimpi dapat membentuk karakter seseorang. Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak anak muda yang memiliki mimpi untuk mengejar karier di bidang yang kompetitif seperti industri hiburan, menunjukkan pentingnya kesabaran, keuletan, dan menerima tantangan yang datang sebagai proses pembelajaran menuju kesuksesan. Kisah Carmen juga menjadi pengingat akan pentingnya menghargai dan merayakan perbedaan budaya, serta bagaimana kepribadian individu dapat tetap bersinar meskipun menghadapi rintangan dan perbedaan budaya yang signifikan.