Sengketa Mobil Esemka Berlanjut, Mediasi Pertama Tanpa Kehadiran Jokowi dan Ma'ruf Amin

Mediasi Gugatan Wanprestasi Mobil Esemka Digelar di Solo, Jokowi dan Ma'ruf Amin Absen

Proses mediasi pertama terkait gugatan wanprestasi atas proyek mobil Esemka yang gagal diproduksi secara massal telah dilaksanakan di Pengadilan Negeri (PN) Kota Solo, Jawa Tengah. Sorotan utama tertuju pada ketidakhadiran dua tokoh penting yang turut terseret dalam perkara ini, yaitu Joko Widodo (Jokowi) sebagai tergugat I dan Ma'ruf Amin sebagai tergugat II. Agenda mediasi dipimpin oleh Hakim Mediator PN Solo, Agus Darwanta, dengan dihadiri oleh penggugat, Aufaa Luqmana Re A, beserta kuasa hukum dari masing-masing pihak yang bersengketa.

Jokowi diwakili oleh kuasa hukumnya, Irpan, dalam mediasi tersebut. Sementara itu, Ma'ruf Amin memilih untuk tidak hadir, baik secara pribadi maupun melalui perwakilan kuasa hukum. PT Solo Manufaktur Kreasi, perusahaan yang terkait dengan proyek mobil Esemka, juga mengirimkan kuasa hukumnya untuk mengikuti proses mediasi ini.

Agenda Mediasi dan Harapan Para Pihak

Usai mediasi, Kuasa Hukum Jokowi, Irpan, menjelaskan bahwa mediator telah memberikan arahan kepada kedua belah pihak dan meminta mereka untuk mempersiapkan resume terkait pokok-pokok tawaran penyelesaian sengketa. "Dalam waktu satu minggu, para pihak diharapkan menyusun resume mengenai tawaran penyelesaian sengketa dalam mediasi ini. Baik penggugat maupun tergugat," ujar Irpan.

Mediasi lanjutan dijadwalkan pada Kamis, 15 Mei 2025. Irpan berharap pihaknya dapat menerima resume dari penggugat sebelum mediasi tersebut berlangsung. "Setidaknya kami sudah menerima resume, sehingga saat mediasi berikutnya, kami bisa langsung memberikan tanggapan," imbuhnya.

Kuasa Hukum penggugat, Aufaa Luqmana Re A, Adrian Pratomo, menyatakan bahwa mediasi telah dilaksanakan sesuai dengan arahan Majelis Hakim PN Solo. "Harapan kami, komunikasi dengan para pihak dapat terjalin dengan baik," jelas Adrian. Ia juga menekankan bahwa gugatan ini bukan ditujukan untuk mendiskreditkan individu tertentu, melainkan terkait dengan program nasional yang lebih luas. "Artinya, akan ada komunikasi-komunikasi yang lebih intensif," pungkasnya.

Dengan belum adanya titik temu yang jelas pada mediasi pertama, kelanjutan sengketa mobil Esemka ini akan ditentukan pada mediasi berikutnya. Upaya komunikasi dan negosiasi antara para pihak menjadi kunci untuk mencapai penyelesaian yang adil dan bijaksana.