Phoebe Gates Ungkap Kondisi Neurodivergen Sang Ayah, Bill Gates, Pengidap Sindrom Asperger?
Sorotan publik tertuju pada Bill Gates, pendiri Microsoft, usai kunjungannya ke Indonesia dalam rangka mendukung pengembangan vaksin Tuberkulosis (TBC) yang akan digunakan secara global. Kunjungan tersebut memicu perbincangan hangat, dan di tengah ramainya pemberitaan, pengakuan dari keluarga Bill Gates justru mencuri perhatian.
Putri Bill Gates, Phoebe Gates, mengungkapkan bahwa ayahnya memiliki kondisi yang membuatnya berbeda dalam cara berpikir dan bersosialisasi. Dalam sebuah podcast, Phoebe menyebutkan bahwa Bill Gates mengidap sindrom Asperger. Kondisi ini, menurut Phoebe, menjadi salah satu faktor yang membentuk karakter visioner dan fokus yang kuat pada diri pendiri Microsoft tersebut. Phoebe menggambarkan ayahnya sebagai sosok yang "canggung dalam bersosialisasi".
Sindrom Asperger, yang kini diklasifikasikan sebagai bagian dari gangguan spektrum autisme (ASD), memengaruhi kemampuan komunikasi sosial seseorang dan ditandai dengan minat yang terbatas serta perilaku repetitif. Meskipun individu dengan Asperger umumnya memiliki tingkat kecerdasan rata-rata atau di atas rata-rata, mereka seringkali mengalami kesulitan dalam menafsirkan isyarat sosial, melakukan kontak mata, dan menjalani rutinitas yang kaku. Mereka juga cenderung memiliki minat yang sangat spesifik dan mendalam.
Dalam memoarnya yang berjudul "Source Code", Bill Gates sendiri mengakui bahwa jika ia tumbuh dewasa di era modern ini, kemungkinan besar ia akan didiagnosis mengidap autisme. Ia menjelaskan bahwa pada tahun 1990-an, istilah 'neurodivergent' belum dikenal, dan orang tuanya tidak memiliki cara untuk memahami obsesinya terhadap proyek tertentu, ketidakmampuannya membaca isyarat sosial, serta kecenderungannya untuk bersikap kasar tanpa menyadari dampaknya pada orang lain.
Gejala Sindrom Asperger:
- Kesulitan melakukan kontak mata.
- Kesulitan menafsirkan isyarat sosial.
- Berbicara dengan nada monoton.
- Menjalani rutinitas yang kaku.
- Terlalu fokus pada minat tertentu.
Pengakuan Phoebe Gates dan refleksi Bill Gates dalam memoarnya memberikan wawasan baru tentang kehidupan dan pemikiran salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi. Hal ini juga membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang neurodiversitas dan pentingnya pemahaman serta penerimaan terhadap perbedaan individu.