Ricuh Turnamen Futsal Pelajar Surabaya: Penyelenggara Meminta Maaf dan Berjanji Tingkatkan Keamanan

Insiden kekerasan mewarnai turnamen futsal antar pelajar SMA/SMK se-Surabaya yang diselenggarakan di GOR Unesa, Surabaya. Pasca-kejadian pengeroyokan seorang suporter, pihak penyelenggara dari Himpunan Mahasiswa Ilmu Keolahragaan (Hima Ikor) Unesa menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan meningkatkan keamanan pada penyelenggaraan acara mendatang.

Ketua penyelenggara, Aditya Firmansyah, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban, sekolah-sekolah yang terlibat, dan semua pihak yang dirugikan akibat insiden yang terjadi pada Sabtu (3/5/2025). Ia menyesalkan bahwa pertandingan yang seharusnya menjadi ajang sportivitas justru ternodai oleh tindakan kekerasan yang menyebabkan seorang suporter berinisial MF (16) mengalami luka memar di sekujur tubuhnya.

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak penyelenggara telah menelusuri data korban dan bertemu langsung dengan keluarga untuk menyampaikan permohonan maaf dan memberikan dukungan serta pendampingan. Insiden ini menjadi evaluasi penting bagi Hima Ikor Unesa untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

Firmansyah menegaskan bahwa Hima Ikor Unesa tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan di lingkungan kampus maupun dalam setiap acara olahraga yang diselenggarakannya. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan aspek keamanan dan ketertiban secara maksimal dalam setiap penyelenggaraan kegiatan di masa mendatang. Hal ini meliputi peningkatan kualitas keamanan, kenyamanan, dan dampak positif bagi seluruh pihak yang terlibat.

Sebelumnya, viral sebuah video amatir yang merekam aksi pengeroyokan terhadap seorang remaja di area parkir GOR Unesa setelah pertandingan futsal. Video tersebut menunjukkan korban dikelilingi dan diserang oleh puluhan remaja lainnya. Diduga, insiden ini melibatkan dua kubu suporter dari tim sekolah yang bertanding. Korban, MF (16), seorang pelajar kelas 10 di Surabaya, mengalami luka memar dan goresan di tubuhnya. Bahkan, teman korban menyebutkan bahwa korban sempat dipukul dengan batu di bagian punggungnya.

Berikut adalah poin-poin tindakan yang akan dilakukan oleh penyelenggara:

  • Permohonan Maaf: Menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada korban dan keluarga.
  • Pendampingan Korban: Memberikan dukungan dan pendampingan kepada korban selama proses pemulihan.
  • Evaluasi Keamanan: Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan yang diterapkan pada turnamen.
  • Peningkatan Keamanan: Meningkatkan kualitas keamanan pada setiap acara yang diselenggarakan di masa mendatang.
  • Tidak Menolerir Kekerasan: Menegaskan bahwa Hima Ikor Unesa tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan.

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait, terutama dalam menjaga sportivitas dan keamanan dalam setiap kegiatan olahraga.