Komentar Bernada Seksial dan Rasis Pengacara P. Diddy Berujung Teguran Hakim
Persidangan yang melibatkan Sean Combs, atau yang lebih dikenal sebagai P. Diddy, memasuki babak baru dengan insiden yang melibatkan salah satu pengacaranya. Mark Geragos, seorang pengacara ternama yang pernah menangani kasus-kasus besar seperti Michael Jackson dan Hunter Biden, mendapat teguran keras dari Hakim Arun Subramanian. Teguran ini muncul akibat komentar yang dilontarkan Geragos, yang dinilai seksis dan rasis.
Kontroversi bermula ketika Geragos, dalam sebuah siniar bersama Harvey Levin, pendiri TMZ, menyebut tim jaksa yang menangani kasus P. Diddy sebagai "kumpulan enam perempuan kulit putih". Pernyataan ini dianggap tidak pantas mengingat tim jaksa tersebut adalah pihak yang sedang menuntut kliennya. Hakim Subramanian, dalam sidang tertutup yang digelar pada Selasa (6/5), langsung menegur Geragos atas komentarnya.
"Saya pikir menyebut jaksa dalam kasus ini sebagai kelompok enam wanita kulit putih itu keterlaluan," tegas hakim, seperti dikutip dari New York Post. "Hal ini tak akan ditoleransi di pengadilan mana pun."
Geragos mencoba membela diri dengan menyatakan bahwa P. Diddy merasa menjadi target karena rasnya sebagai pria kulit hitam. Namun, pembelaan ini tidak diterima sebagai alasan yang membenarkan komentar seksis dan rasis tersebut. Dua pengacara lain yang mewakili P. Diddy, Marc Agnifilo dan Teny Geragos (putri Mark Geragos), juga menyampaikan pandangan serupa, bahwa klien mereka menjadi kambing hitam. Mereka berpendapat bahwa P. Diddy ditargetkan karena dianggap membongkar praktik orang-orang kulit putih berpengaruh yang menyewa pekerja seks tanpa tersentuh hukum.
Terlepas dari kontroversi yang ditimbulkannya, Mark Geragos ternyata tidak secara resmi mewakili P. Diddy dalam kasus ini. Ia mengklaim bekerja untuk ibu P. Diddy, Janice Combs, dalam urusan yang bersifat 'rahasia'. Meskipun demikian, ia terlihat hadir di pengadilan selama dua hari proses pemilihan juri, duduk di area yang diperuntukkan bagi keluarga dan teman P. Diddy.
Sidang P. Diddy diperkirakan akan berlangsung selama delapan minggu. Saat ini, proses pemilihan juri masih berlangsung hingga 12 Mei. Pada Senin (5/5), 32 calon juri telah diwawancarai langsung oleh hakim. Mereka diberikan opsi untuk membahas pertanyaan-pertanyaan sensitif di ruang tertutup. Beberapa calon juri bahkan telah menyaksikan rekaman CCTV hotel yang menunjukkan dugaan kekerasan P. Diddy terhadap mantan pacarnya, Cassie Ventura.
Kasus P. Diddy saat ini menjadi sorotan utama karena ia menghadapi lima gugatan serius, termasuk pemerasan, perdagangan seks, dan dugaan keterlibatan dalam prostitusi. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman penjara seumur hidup. Selain itu, sejak 2023, P. Diddy telah digugat lebih dari 70 kali atas berbagai kasus, termasuk kekerasan seksual, pelecehan, dan eksploitasi. Kasus-kasus ini akan diproses secara terpisah dari sidang federal yang sedang berlangsung.
Berikut adalah daftar gugatan yang dihadapi P. Diddy:
- Pemerasan
- Perdagangan Seks
- Dugaan Keterlibatan dalam Prostitusi
- Kekerasan Seksual
- Pelecehan
- Eksploitasi