Kisruh Dana Berujung Pemutusan Kontrak: Dapur MBG Kalibata Lepas dari Yayasan MBN
Polemik dugaan penyelewengan dana operasional senilai ratusan juta rupiah akhirnya berujung pada pemutusan kontrak kerja sama antara Dapur Mitra Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalibata dengan Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN). Keputusan ini diambil menyusul laporan yang dilayangkan pihak dapur ke Polres Metro Jakarta Selatan terkait dugaan penggelapan dana. Kini, dapur MBG Kalibata tengah mempersiapkan diri untuk beroperasi secara mandiri di bawah naungan yayasan yang baru.
Menurut kuasa hukum mitra dapur MBG Kalibata, Danna Harly, pemutusan kontrak dilakukan secara sepihak oleh Yayasan MBN. Pihaknya mengaku terkejut dengan keputusan mendadak tersebut, yang didasari alasan wanprestasi atau ketidakmampuan mitra dapur dalam memenuhi kewajiban yang telah disepakati. Meskipun demikian, Danna menjelaskan bahwa proses transisi menuju operasional mandiri sedang berjalan. "Kami sedang proses peralihan dari Yayasan MBN ke yayasan baru,” ujarnya.
Ira Mesra Destiawati, pengelola dapur MBG Kalibata, memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional dapur kini tidak lagi berada di bawah kendali Yayasan MBN. Langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendapatkan penunjukan resmi sebagai mitra baru program MBG. Diharapkan, proses administrasi dapat diselesaikan secepatnya agar pendistribusian makanan bergizi kepada masyarakat, khususnya anak-anak sekolah, dapat kembali dilakukan.
Kasus ini bermula dari laporan yang dibuat oleh mitra dapur MBG Kalibata terkait dugaan penggelapan dana operasional sebesar Rp975.375.000. Laporan tersebut teregistrasi di Polres Metro Jakarta Selatan dengan nomor LP/B/1160/IV/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA. Dalam laporan tersebut, pihak dapur mengungkapkan bahwa mereka telah memproduksi sekitar 65.025 porsi makanan bergizi selama bulan Februari hingga Maret 2025. Meskipun harga per porsi awalnya disepakati sebesar Rp15.000, pihak Yayasan MBN secara sepihak menurunkan harga menjadi Rp13.000 tanpa adanya kesepakatan yang jelas.
Yayasan MBN sendiri mengklaim bahwa sistem pembayaran dilakukan secara reimburse. Namun, laporan dugaan penggelapan dana mengindikasikan adanya ketidaksesuaian dalam realisasi pembayaran kepada mitra dapur. Dengan berpisahnya Dapur MBG Kalibata dari Yayasan MBN, fokus utama saat ini adalah memulihkan operasional secara independen dan melanjutkan komitmen untuk menyediakan makanan bergizi bagi komunitas sekolah dan masyarakat yang membutuhkan. Kedepannya, pihak dapur akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kelancaran program MBG di wilayah Kalibata dan sekitarnya.