Lima Golongan Insan yang Gemetarkan Iblis: Mereka Siapa?

Dalam pergulatan abadi antara kebaikan dan keburukan, manusia berhadapan dengan musuh yang tak kasat mata: setan, iblis, dan bala tentaranya. Entitas-entitas ini tanpa henti berusaha menjerumuskan umat manusia ke dalam kesesatan hingga akhir zaman.

Al-Quran, melalui Surah Al-Hijr ayat 39, mengabadikan ikrar iblis untuk menyesatkan manusia. Namun, di tengah ancaman universal ini, terdapat golongan hamba Allah yang kebal terhadap godaan iblis. Bahkan, iblis dan pasukannya merasa gentar terhadap mereka. Siapakah mereka?

Berikut adalah lima golongan manusia yang kehadirannya membuat iblis dan pasukannya ketakutan:

  • Mereka yang Bertakwa kepada Allah SWT

    Ketakwaan yang mendalam kepada Allah SWT menempatkan seseorang pada posisi istimewa di sisi-Nya. Ketakutan ini bukan sekadar rasa takut biasa, melainkan manifestasi dari keimanan dan kesadaran akan kebesaran serta kekuasaan Allah SWT. Sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan membuat segala sesuatu takut kepadanya. Sebaliknya, barangsiapa tidak takut kepada Allah, maka Allah akan membuatnya takut kepada segala sesuatu. Sayyid Quthb, dalam tafsir Fi Zhilalil Qur'an, menekankan bahwa manusia hanya perlu takut kepada Allah SWT, bukan kepada setan. Hal ini ditegaskan dalam Surah Ali 'Imran ayat 175, yang menyatakan bahwa setan hanyalah menakut-nakuti (kamu) dengan teman-temannya, dan karena itu, janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada Allah, jika kamu benar-benar beriman.

  • Mereka yang Ikhlas

    Keikhlasan adalah benteng kokoh yang tak tertembus oleh godaan iblis. Mereka yang melakukan amal semata-mata karena Allah SWT, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian, adalah sosok yang tidak dapat dikendalikan oleh setan. Orang-orang yang memiliki sifat ikhlas ini disebut mukhlas. Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa iblis tidak mampu menggoda mereka, sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Hijr ayat 39-40. Sifat mukhlas (ikhlas murni) adalah kekuatan spiritual yang menjadikan seseorang kebal terhadap bisikan setan.

  • Mereka yang Berilmu (Alim)

    Ilmu agama adalah senjata ampuh dalam menghadapi tipu daya setan. Seorang yang alim memahami ajaran Islam secara mendalam, sehingga ia dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Rasulullah SAW bersabda bahwa seorang alim lebih ditakuti setan daripada seribu orang ahli ibadah. Ahli ibadah yang minim ilmu justru lebih mudah tergelincir dalam jebakan setan, sementara orang berilmu mampu menjaga dirinya dengan pemahaman yang benar.

  • Mereka yang Fakih (Ahli Fikih)

    Selain alim, orang fakih, yaitu mereka yang memiliki pemahaman mendalam dalam ilmu fikih atau hukum Islam, juga termasuk dalam golongan yang ditakuti setan. Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa seorang fakih lebih ditakuti setan daripada seribu ahli ibadah yang bodoh. Kemampuan memahami hukum-hukum Allah SWT dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari memberikan perlindungan spiritual yang sangat kuat.

  • Mereka yang Senantiasa Berdzikir

    Salah satu bentuk pertahanan paling efektif terhadap gangguan setan adalah dzikir atau mengingat Allah SWT. Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa dzikir membuat setan menjauh dan tidak berani mendekat. Rasulullah SAW bersabda bahwa setan meletakkan moncongnya di hati anak Adam. Apabila ia mengingat Allah, maka setan akan mundur. Dan apabila ia lalai, maka setan akan membisikkan (godaan) ke dalam hatinya. Dzikir bukan hanya ucapan lisan, tetapi juga kesadaran hati yang menghadirkan Allah SWT dalam setiap aktivitas. Orang yang selalu berdzikir memiliki hati yang hidup, sedangkan hati yang kosong dari dzikir adalah tempat yang nyaman bagi setan.

Dengan memahami karakteristik golongan-golongan ini, manusia dapat berupaya untuk meneladani mereka dan memperkuat diri dalam menghadapi godaan setan. Ketakwaan, keikhlasan, ilmu, pemahaman agama, dan dzikir adalah perisai yang melindungi diri dari keburukan dan mengantarkan pada ridha Allah SWT.