Spekulasi Pengganti Adi Sutarwijono Memanas: Eri Cahyadi dan Armuji Masuk Bursa Ketua DPC PDIP Surabaya?

Polemik pencopotan Adi Sutarwijono dari kursi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Surabaya memicu perdebatan sengit mengenai siapa yang paling layak untuk menduduki posisi tersebut. Pemecatan Awi, sapaan akrab Adi Sutarwijono, tertuang dalam surat keputusan bernomor 1742/KPTS/DPP/IV/2025 tertanggal 30 April 2025. Alasan di balik keputusan tersebut diduga karena kinerja yang dianggap kurang optimal.

Situasi ini lantas memantik berbagai spekulasi mengenai figur potensial yang akan menggantikan Awi. Ken Bimo Sultoni, seorang analis politik dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), turut memberikan pandangannya terkait suksesi kepemimpinan di tubuh PDIP Surabaya. Menurutnya, sejumlah nama dari kalangan pejabat publik memiliki kans besar untuk mengisi kursi panas tersebut. Dua nama yang santer disebut adalah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dan wakilnya, Armuji. Keduanya diketahui merupakan kader aktif PDIP.

Namun, Bimo menekankan bahwa popularitas saja tidak cukup untuk menjadi Ketua DPC PDIP Surabaya. Ada sejumlah kriteria penting yang harus dipenuhi oleh calon pengganti Awi. Salah satunya adalah kemampuan untuk menjabarkan dan mengeksekusi arahan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur hingga ke tingkat akar rumput. Kemampuan ini menjadi krusial untuk memastikan bahwa kebijakan partai dapat dipahami dan diimplementasikan secara efektif di seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, calon ketua juga dituntut untuk mampu menjaga soliditas basis massa PDIP di Surabaya. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya perpecahan atau disorientasi akibat kebijakan-kebijakan politis yang mungkin diambil di tingkat pusat. Dengan kata lain, figur yang dipilih harus memiliki kemampuan untuk merangkul semua elemen dalam partai dan menjaga loyalitas para pendukung.

Bimo juga menyinggung kemungkinan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, akan mempertimbangkan figur dari kalangan pejabat lokal untuk menduduki posisi strategis tersebut. Ia mencontohkan penunjukan Pramono Anung sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, Megawati akan melihat rekam jejak dan loyalitas calon terhadap partai dan dirinya secara pribadi.

Kendati demikian, Bimo tidak menutup kemungkinan bahwa kursi Ketua DPC PDIP Surabaya akan diisi oleh kader internal yang berasal dari Surabaya. Ia meyakini bahwa partai akan melakukan proses seleksi yang ketat untuk mengevaluasi kinerja masing-masing kader dan mencari figur yang paling memahami kondisi lapangan. Penunjukan Yordan M Batara Goa, Sekretaris DPD PDIP Jatim, sebagai Plt Ketua DPC PDIP Surabaya untuk tiga bulan ke depan semakin memperkuat sinyalemen adanya evaluasi menyeluruh terhadap potensi kader.

Dengan demikian, suksesi kepemimpinan di DPC PDIP Surabaya menjadi isu yang menarik untuk dicermati. Pertanyaan mengenai siapa yang akan dipilih untuk menggantikan Adi Sutarwijono masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Namun, satu hal yang pasti, figur yang terpilih akan memikul tanggung jawab besar untuk memimpin partai di salah satu basis massa terpentingnya.