Di Tengah Keterbatasan Dana, Atlet Binaraga Kabupaten Malang Berjuang Raih Gelar Porprov Jatim

Optimisme di Tengah Keterbatasan: Perjuangan Atlet Binaraga Kabupaten Malang Menuju Porprov Jatim 2025

Kabupaten Malang, Jawa Timur – Di tengah keterbatasan anggaran yang signifikan, Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang tetap membidik target tinggi: mempertahankan gelar juara umum dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025. Target ambisius ini dihadapkan pada tantangan berat, termasuk keluhan minimnya dukungan finansial dari Pemerintah Kabupaten Malang yang memaksa atlet untuk mengambil langkah-langkah ekstrem dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.

Ketua Pengcab PBFI Kabupaten Malang, Indra Khusnul, mengungkapkan kondisi sulit yang dihadapi para atlet. Meskipun mengakui adanya tekanan mental akibat keterbatasan dana, ia menekankan pentingnya menjaga semangat dan optimisme. Indra menjelaskan bahwa pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk meraih hasil terbaik, mengingat dedikasi dan pengorbanan besar yang telah dilakukan para atlet.

"Kami tetap optimistis dan akan terus berusaha mempertahankan gelar juara umum," tegas Indra.

PBFI Kabupaten Malang berencana mengirimkan 12 atlet untuk berlaga dalam berbagai kelas, termasuk kelas 60 kg, 60-70 kg, 70 kg ke atas, dan men fisik. Indra menyoroti insiden viral terkait konsumsi ayam tidak layak konsumsi oleh atlet sebagai cerminan kesulitan yang mereka hadapi dalam memenuhi kebutuhan gizi.

Dilema Nutrisi dan Keterbatasan Anggaran

Video yang beredar menunjukkan atlet sedang membersihkan ayam yang sudah tidak segar. Indra mengakui bahwa langkah ini diambil karena tidak ada alternatif lain untuk mencukupi kebutuhan protein atlet menjelang Porprov Jatim IX 2025. Ia menyadari bahwa tindakan tersebut tidak ideal dari segi kesehatan maupun agama, namun situasi mendesak memaksa mereka untuk mengambil pilihan tersebut.

"Tidak ada lagi solusi bagi cabang olahraga kami. Silahkan saja orang bebas berbicara, tapi memang itu faktanya," ungkap Indra.

Indra mengaku telah mengorbankan dana pribadi untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi para atlet. Namun, keterbatasan dana membuatnya tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi ideal yang mencapai minimal 1 kg protein hewani per hari untuk atlet di kelas 60 kg ke bawah. Biaya suplementasi per atlet diperkirakan mencapai Rp 2-3 juta per bulan, sementara sebagian besar atlet adalah pelajar dan mahasiswa dengan sumber daya terbatas.

Indra mengungkapkan bahwa anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Malang hanya mencakup sekitar 10 persen dari total kebutuhan PBFI Kabupaten Malang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, mereka mengandalkan pendapatan dari tempat latihan yang dikomersialkan.

"Oleh karena itu, sisanya ya kita tanggung sendiri. Kebetulan kita punya satu tempat latihan untuk dikomersialkan. Dari pendapatan itulah kita subsidi para atlet kami," jelasnya.

Indra berharap Pemerintah Kabupaten Malang dapat memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan para atlet binaraga dengan memahami kendala dan kebutuhan yang dihadapi setiap cabang olahraga.

Respon Pemerintah Daerah

Menanggapi isu ini, Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Nurman Ramdasyah, menyatakan bahwa insiden konsumsi ayam tidak layak konsumsi disebabkan oleh kurangnya komunikasi di internal Pengcab. Ia telah meminta ketua Pengcab untuk lebih intensif mengawasi dan berkomunikasi dengan para atlet.

Nurman juga mengakui adanya keterlambatan pencairan anggaran untuk KONI Kabupaten Malang akibat proses administrasi yang panjang. Namun, ia memastikan bahwa anggaran tersebut telah dicairkan, termasuk untuk cabang olahraga binaraga.

"Ya memang anggaran kita sedikit terlambat. Tapi Alhamdulillah hari ini sudah bisa cair semua, termasuk binaraga," kata Nurman.

Terlepas dari tantangan yang ada, para atlet binaraga Kabupaten Malang terus berjuang untuk meraih prestasi tertinggi di Porprov Jatim 2025. Semangat juang dan dedikasi mereka patut diapresiasi, mengingat keterbatasan sumber daya yang dihadapi. Dukungan yang lebih besar dari pemerintah daerah diharapkan dapat memotivasi para atlet dan membantu mereka meraih hasil yang gemilang.