Pemerintah Indonesia tengah merancang sebuah inisiatif filantropi ambisius melalui pembentukan Dana Hibah Danantara (Danantara Trust Fund). Rosan Roeslani, CEO BPI Daya Anagata Nusantara (Danantara), mengungkapkan bahwa dana hibah ini ditargetkan untuk mengelola aset hingga mencapai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 16,5 triliun.

Danantara berencana mengalokasikan sebagian kecil dari dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN), antara 1% hingga 2,5%, untuk disalurkan sebagai hibah melalui Danantara Trust Fund. Model alokasi ini terinspirasi dari praktik serupa di Amerika Serikat, dimana sebagian dari Produk Domestik Bruto (PDB) dialokasikan untuk kegiatan filantropi setiap tahunnya. "Kami di Danantara, membentuk juga Danantara Trust, Danantara Foundation, yang di mana kami akan mengalokasikan antara 1-2,5% dari total dividen yang kami terima setiap tahunnya," ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Pada tahap awal, Danantara Trust Fund berkomitmen untuk menyediakan dana hibah sebesar US$ 100 juta. Dalam kurun waktu 5 hingga 6 tahun mendatang, proyeksi menunjukkan bahwa komitmen dana tersebut dapat mencapai US$ 1 miliar. Dana hibah ini akan difokuskan pada peningkatan kualitas di berbagai sektor krusial, meliputi:

• Pendidikan
• Edukasi
• Sanitasi
• Upaya peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia

Rosan Roeslani, yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi, menambahkan bahwa pemerintah telah menjalin komunikasi dengan Gates Foundation, organisasi filantropi yang didirikan oleh Bill Gates, untuk menjajaki potensi kontribusi dana. "Kolaborasi itu sudah kita bicarakan dengan Gates Foundation kemarin, untuk mereka juga bersama-sama menaruh dana juga, bersama-sama dengan kami, dan kita pun juga menawarkan membuka untuk yang kolaborasi dengan kami di dalam Danantara Trust Fund," jelas Rosan. Pemerintah Indonesia membuka peluang kolaborasi bagi pihak lain yang berminat untuk berkontribusi dalam Dana Hibah Danantara, guna memperluas dampak positif bagi masyarakat.