Pemanfaatan Mangrove dalam Proyek Tanggul Laut Raksasa: KKP Dorong Solusi Alami
markdown Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan tanggapan terkait wacana pemanfaatan lahan mangrove dalam proyek pembangunan tanggul laut raksasa. Usulan ini muncul sebagai alternatif pengganti penggunaan beton secara menyeluruh, seperti yang sebelumnya disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infras) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Direktur Perencanaan Ruang Perairan KKP, Abdi Tunggal Prianto, menjelaskan bahwa pembahasan mengenai konsep tanggul laut saat ini masih berlangsung secara lintas kementerian. KKP berencana untuk mengusulkan metode yang lebih ramah lingkungan, termasuk pemanfaatan ekosistem mangrove.
"Karena konsepnya masih dalam tahap pembahasan, kami akan memberikan prioritas pada penggunaan metode-metode yang lebih alami, termasuk di antaranya adalah pemanfaatan mangrove," ujar Abdi di Jakarta Pusat.
Abdi menjelaskan bahwa fokus utama pembahasan saat ini adalah wilayah perairan Jakarta, mengingat keberadaan beberapa kawasan mangrove yang perlu dilindungi. KKP berkomitmen untuk memprioritaskan kelestarian ekosistem laut serta menjaga akses bagi para nelayan dalam proyek pembangunan tersebut.
"Untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, pembahasan masih terus berlanjut di tingkat lintas kementerian guna mencapai kesepakatan mengenai metode yang paling efektif," tambahnya.
Lebih lanjut, Abdi menekankan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada penentuan lokasi pembangunan, tetapi juga pada penataan daerah aliran sungai (DAS) dan pengelolaan limbah secara komprehensif. Hal ini bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti penurunan muka air tanah dan intrusi air laut.
Menko Infras AHY sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan pembahasan awal terkait pembangunan tanggul laut raksasa. Rencananya, akan dilakukan integrasi dan pemutakhiran terhadap studi-studi yang telah ada mengenai proyek tersebut.
AHY juga mengindikasikan bahwa pembangunan tanggul laut tidak akan sepenuhnya menggunakan beton dari Banten hingga Jawa Timur. Ia menyampaikan bahwa tembok beton tidak akan dibangun secara penuh dari Cilegon hingga Gresik.
"Pengerjaannya akan dilakukan secara paralel. Misalnya, tidak semua pesisir utara Jawa menjadi prioritas utama. Ada beberapa wilayah yang masih memungkinkan untuk menggunakan pendekatan lain, seperti gray solution dan green solution. Green solution dapat berupa pemanfaatan mangrove atau kombinasi antara beton dan green solution," jelas AHY.
Dengan demikian, KKP menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial. Pemanfaatan mangrove sebagai bagian dari proyek tanggul laut raksasa diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat pesisir.
Berikut adalah beberapa poin yang menjadi perhatian dalam proyek ini:
- Prioritas pada metode alami: KKP mengutamakan penggunaan metode yang lebih natural dalam pembangunan tanggul laut.
- Perlindungan ekosistem mangrove: Kawasan mangrove yang ada akan dilindungi dan dipertimbangkan dalam perencanaan proyek.
- Akses nelayan: Proyek pembangunan tidak boleh menghalangi akses nelayan ke laut.
- Penataan DAS dan pengelolaan limbah: Pemerintah akan melakukan penataan daerah aliran sungai dan pengelolaan limbah secara komprehensif.
- Green Solution: Salah satu solusi dengan pemanfaatan mangrove.