Jakarta Genjot Akses Air Bersih dengan Kehadiran Instalasi Pengolahan Air Buaran III

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan cakupan layanan air bersih bagi seluruh warganya. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah dengan meresmikan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Jaya (PAM JAYA). IPA Buaran III diklaim sebagai instalasi pengolahan air terbesar di Asia Tenggara, menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memenuhi kebutuhan air bersih yang mendesak.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dalam peresmian tersebut menyampaikan target ambisius untuk memenuhi seluruh kebutuhan air bersih warga Jakarta pada tahun 2029, termasuk melalui perluasan jaringan perpipaan. Menurutnya, saat ini cakupan layanan air bersih telah mencapai lebih dari 70 persen, sehingga penyelesaian target menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama. Pramono Anung juga menekankan pentingnya diversifikasi sumber air untuk menghindari ketergantungan pada satu sumber tunggal, guna menjamin keberlanjutan pasokan air di masa depan.

Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin, menjelaskan bahwa pembangunan IPA Buaran III merupakan bagian dari delapan program prioritas perusahaan. Menurutnya, IPA ini adalah wujud nyata komitmen untuk mempercepat pemerataan layanan air minum serta mendukung target pembangunan berkelanjutan di Jakarta.

IPA Buaran III dibangun selama dua tahun, dimulai pada April 2023 dan selesai pada April 2025. Fasilitas ini berdiri di atas lahan seluas 3,4 hektar dengan kapasitas produksi mencapai 3.000 liter per detik dan volume reservoir sebesar 39.400 meter kubik. Dengan kapasitas tersebut, IPA Buaran III diproyeksikan dapat melayani hingga 31 kelurahan di wilayah Jakarta Timur.

Pada tahap awal operasional, IPA Buaran III akan menyuplai air sebesar 600 liter per detik untuk wilayah Kecamatan Kramat Jati (tujuh kelurahan) dan Makasar (lima kelurahan). Suplai ini mencakup sekitar 42.052 potensi pelanggan baru, terutama di area Pangkalan Jati, Kelurahan Cipinang Melayu. Selain itu, IPA juga akan memperkuat pasokan air di wilayah bertekanan rendah, seperti Halim, Pasar Rebo, Kiwi, dan Matraman.

Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa manfaat dari suplai awal ini sudah mulai dirasakan oleh masyarakat. Pelanggan yang sebelumnya mengalami kekurangan pasokan air kini dapat menikmati air yang mengalir selama 24 jam. PAM Jaya juga telah mengundang 50 perwakilan pelanggan baru dari Cipinang Melayu yang kini menjadi bagian dari 27.015 penerima manfaat IPA Buaran III.

IPA Buaran III juga menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang menerapkan teknologi pengolahan air canggih bernama Densadeg. Teknologi ini memungkinkan pengolahan air dilakukan lebih cepat dan efisien dengan menggunakan lahan yang lebih kecil dibandingkan teknologi konvensional. Sistem Densadeg mampu mengolah air dengan kekeruhan tinggi hingga 4.000 NTU (Nephelometric Turbidity Unit) tanpa mengurangi kapasitas produksi, melampaui kemampuan IPA eksisting di Jakarta. Teknologi ini menjadi keunggulan strategis dalam mengelola sumber daya air yang terbatas dan merupakan lompatan besar dalam efisiensi pengolahan air minum di Jakarta.

PAM JAYA menargetkan perluasan layanan IPA Buaran III secara bertahap hingga tahun 2029. Wilayah tambahan yang akan dijangkau meliputi Kecamatan Cipayung (sembilan kelurahan), Ciracas (lima kelurahan), dan Pasar Rebo (lima kelurahan).

Selain pembangunan IPA Buaran III, PAM JAYA juga menjalankan berbagai program prioritas lain untuk meningkatkan akses air bersih bagi warga Jakarta, diantaranya:

  • Pembangunan reservoir komunal di Tambora dan Gandaria Utara
  • Pemasangan 20.000 sambungan rumah baru
  • Program Kartu Air Sehat (KAS)
  • Sanitasi Prima (penyedotan septic tank gratis)
  • Bantuan tandon air
  • Distribusi water purifier
  • Program Layanan Terbaik 1 Jam

Dengan berbagai inisiatif ini, PAM JAYA terus berupaya mempercepat pemerataan layanan air bersih yang aman, andal, dan berkelanjutan bagi seluruh warga Jakarta.