Mensos Gus Ipul: Kesalehan Sosial, Pilar Utama Ramadhan dan Pemberdayaan Masyarakat

Mensos Gus Ipul: Kesalehan Sosial, Pilar Utama Ramadhan dan Pemberdayaan Masyarakat

Mentri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menekankan pentingnya kesalehan sosial sebagai inti perayaan Ramadhan 1446 H. Dalam siaran pers pada Senin, 3 Maret 2025, Gus Ipul menyampaikan bahwa bulan suci Ramadhan, yang dikenal sebagai bulan kesabaran, ampunan, dan berbagi (Syahrul Muwaasaat), menuntut lebih dari sekadar ibadah individual. Beliau mengajak seluruh masyarakat untuk mengimplementasikan nilai-nilai berbagi dan empati, khususnya kepada mereka yang membutuhkan. Lebih jauh, Gus Ipul menggarisbawahi bahwa kewajiban berbagi ini bukan hanya untuk mereka yang mampu secara finansial, tetapi juga menuntut empati mendalam terhadap penderitaan sesama.

Gus Ipul mengutip firman Tuhan yang menyatakan bahwa puasa semata-mata untuk Allah SWT, menekankan bahwa perkhidmatan kepada sesama merupakan bentuk pengabdian tertinggi. Cinta kasih kepada Tuhan, menurutnya, terwujud dalam mencintai sesama manusia. Oleh karena itu, ibadah sosial yang membawa kebahagiaan bagi banyak orang, memiliki nilai yang tak terukur di bulan Ramadhan. Beliau juga menggarisbawahi pentingnya kesalehan sosial dalam ajaran Islam, yang mendorong umatnya untuk menjadi pribadi yang saleh, baik secara spiritual maupun sosial.

Lebih lanjut, Mensos Gus Ipul menjelaskan bahwa pekerjaan sosial harus berlandaskan filosofi keagamaan dan konstitusional. Beliau menunjuk 12 klaster kelompok masyarakat (tercakup dalam 12 Program Aksi Prioritas atau PAS) yang berhak mendapatkan perlindungan negara, dengan penekanan pada pemberdayaan agar mereka dapat meraih kemandirian dan kebahagiaan. Sebagai contoh, Gus Ipul menyebut perlindungan, rehabilitasi, dan pemberdayaan anak-anak bermasalah sebagai suatu kewajiban moral dan agama yang menuntut perhatian penuh dari masyarakat.

Dalam konteks ini, Gus Ipul mengutip ayat Al-Quran yang menekankan pentingnya perhatian terhadap generasi mendatang, mengingatkan bahwa anak-anak bermasalah dapat menjadi ancaman bagi kemajuan bangsa jika diabaikan. Beliau juga mengutip hadis yang menyatakan bahwa Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah. Hal ini, menurut Gus Ipul, menunjukkan bahwa Allah SWT mencintai mereka yang mau beralih dari penerima menjadi pemberi. Ajaran ini menjadi landasan penting dalam membangun masyarakat yang adil dan berempati.

Mensos Gus Ipul juga membahas pentingnya 'jihad' dengan harta dan jiwa, seperti yang diajarkan dalam Al-Quran (QS. At-Taubah: 41). Beliau menjelaskan bahwa Islam mendahulukan jihad dengan harta, karena perkhidmatan melalui harta merupakan salah satu rukun Islam, yaitu zakat. Ciri-ciri orang yang bertakwa, menurut Gus Ipul, selalu dikaitkan dengan bagaimana mereka memberikan zakat atau infak di jalan Allah. Hal ini juga ditekankan dalam ayat-ayat awal Al-Quran, yang menyebutkan bahwa orang-orang bertakwa adalah mereka yang beriman kepada hal-hal gaib, mendirikan salat, berinfak, dan beriman kepada kitab-kitab sebelumnya.

Sebagai penutup, Gus Ipul mengingatkan kewajiban membayar zakat fitrah di akhir Ramadhan, yang berlaku bagi semua umat Islam tanpa terkecuali, sebagai bentuk pemberdayaan diri dan kepedulian sosial. Kewajiban ini, meskipun berupa sekian liter beras, mencerminkan komitmen umat Islam untuk saling membantu dan membangun masyarakat yang lebih baik.