Gelombang PHK Melanda Industri Teknologi Global di Awal Tahun 2025: Analisis Mendalam

Gelombang PHK Melanda Industri Teknologi Global di Awal Tahun 2025: Analisis Mendalam

Tahun 2025 telah menyaksikan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan di seluruh industri teknologi. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada perusahaan rintisan (startup) yang kesulitan, tetapi juga menimpa perusahaan-perusahaan teknologi raksasa yang mapan. Berbagai faktor, mulai dari kondisi ekonomi global yang tidak pasti hingga upaya efisiensi internal, menjadi pemicu utama dari gelombang PHK ini.

Beberapa perusahaan teknologi besar telah mengumumkan PHK massal di awal tahun 2025. Di antaranya:

  • Sonos: Produsen perangkat audio premium ini memberhentikan sekitar 200 karyawan pada Februari 2025. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penurunan permintaan produk dan upaya untuk merampingkan struktur organisasi. Selain itu, peluncuran ulang aplikasi seluler Sonos yang kontroversial pada tahun 2024, yang menuai banyak kritik dari pengguna, juga diduga memperburuk situasi perusahaan.
  • Intel: Raksasa chip Intel juga mengumumkan PHK besar-besaran pada April 2025. Kondisi bisnis yang kurang baik sejak tahun sebelumnya memaksa perusahaan untuk mengambil langkah-langkah efisiensi, termasuk pengurangan jumlah karyawan. Diperkirakan, sekitar 20% dari total karyawan Intel, atau sekitar 20.000 orang, akan terdampak PHK ini.
  • Google: Perusahaan teknologi raksasa Google juga tak luput dari gelombang PHK. Pada April 2025, ratusan karyawan dari divisi Platform dan Devices, yang bertanggung jawab atas produk-produk seperti smartphone Pixel, sistem operasi Android, dan peramban Chrome, diberhentikan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi setelah penggabungan divisi Platform dan Devices beberapa tahun lalu.
  • Electronic Arts (EA) Sport: Perusahaan pengembang video game EA juga melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya. Alasan dari PHK tersebut adalah untuk penyesuaian perusahaan. Sebanyak 100 karyawan yang terdampak adalah karyawan Respawn Entertainment.
  • Meta: Induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp ini berencana memangkas 5% dari total karyawannya, atau sekitar 3.600 orang. PHK ini didasarkan pada penilaian kinerja, dengan karyawan yang dianggap kurang kompeten menjadi target utama. PHK dilakukan secara bertahap, dimulai pada Februari 2025 dan berlanjut pada April 2025 dengan menyasar divisi yang mengembangkan perangkat wearable berbasis teknologi virtual reality (VR).
  • Bukalapak: Perusahaan teknologi asal Indonesia, Bukalapak, juga melakukan PHK sebagai imbas dari penutupan layanan jual-beli produk fisik di platform mereka. Jumlah karyawan yang terdampak dan divisi mana yang mengalami PHK tidak dirinci oleh perusahaan.
  • HP: Produsen laptop HP juga memberhentikan 2.000 karyawan sebagai langkah efisiensi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Perusahaan juga berencana untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).
  • Codemasters: Studio game asal Inggris ini mengumumkan PHK untuk memprioritaskan bisnis dan fokus perusahaan di masa depan. Codemasters juga tidak melanjutkan kontraknya dengan World Rally Championship (WRC), mengakhiri pengembangan game dan konten terkait WRC.

Gelombang PHK ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri teknologi di tengah perubahan kondisi ekonomi dan persaingan yang semakin ketat. Perusahaan-perusahaan teknologi dipaksa untuk mengambil langkah-langkah efisiensi untuk menjaga keberlanjutan bisnis mereka. Dampak PHK ini tidak hanya dirasakan oleh para karyawan yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga oleh industri teknologi secara keseluruhan.