Luhut Pandjaitan: Perlambatan Ekonomi Kuartal I-2025 Wajar dalam Transisi Pemerintahan

Dewan Ekonomi Nasional (DEN) memberikan tanggapan terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025. Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa angka pertumbuhan sebesar 4,87% (year-on-year) merupakan hal yang lumrah terjadi dalam periode transisi pemerintahan.

Luhut menekankan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu risau dengan angka pertumbuhan ekonomi yang berada di bawah 5%. Ia mencontohkan situasi serupa pernah terjadi pada masa transisi pemerintahan di tahun 2014, di mana pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II juga berada di bawah angka 5%. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi dapat terjadi selama masa penyesuaian.

Ketidakpastian ekonomi global, yang dipicu oleh perang tarif antara Amerika Serikat dan China, turut memberikan dampak pada perekonomian Indonesia. Kontraksi konsumsi pemerintah menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan perlambatan ekonomi saat ini.

Pemerintah telah menyadari permasalahan ini dan tengah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasinya. Percepatan belanja negara menjadi kunci utama dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Program Makan Bergizi (MBG) diharapkan dapat menjadi salah satu motor penggerak yang signifikan dalam mengakselerasi belanja negara.

Program MBG berpotensi menciptakan simpul-simpul ekonomi baru di tingkat desa, dengan melibatkan berbagai sektor seperti:

  • Petani sayur
  • Peternak ayam
  • Penjual telur
  • Pelaku UMKM lokal

Selain itu, pemerintah juga mewaspadai beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, seperti perlambatan konsumsi rumah tangga, investasi yang belum pulih secara optimal, tekanan ekspor akibat kondisi global, dan pertumbuhan wilayah yang belum merata.

Presiden RI, Prabowo Subianto, telah menginstruksikan kepada seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk segera melakukan deregulasi terhadap berbagai aturan yang menghambat investasi di Indonesia.

Luhut mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga semangat kebersamaan dan menghindari sikap saling menyalahkan. Ia menekankan pentingnya kerja nyata, kolaborasi lintas sektor, dan keberanian dalam mengambil keputusan-keputusan penting untuk memajukan perekonomian Indonesia.