Disiplin Positif: Alternatif Pembinaan Karakter Anak Selain Pendekatan Militer
Gagasan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengenai pengiriman siswa bermasalah ke barak militer menuai berbagai tanggapan. Program yang mulai diinisiasi pada 2 Mei 2025 ini bertujuan untuk membentuk karakter dan kedisiplinan siswa melalui metode ala militer. Namun, psikolog anak, remaja, dan keluarga, Farraas Afiefah Muhdiar, menekankan bahwa pendekatan ini tidak selalu cocok untuk semua anak.
Menurut Farraas, setiap anak memiliki kebutuhan dan karakteristik yang berbeda, sehingga membutuhkan pendekatan yang personal dan sesuai dengan akar permasalahannya. Berikut adalah beberapa alternatif yang direkomendasikan Farraas untuk membina perilaku anak secara komprehensif dan berkelanjutan:
- Mengidentifikasi Akar Permasalahan: Sebelum memberikan hukuman atau pembinaan, penting untuk memahami latar belakang perilaku siswa. Apakah ada masalah keluarga, trauma, atau gangguan psikologis yang mendasari perilaku tersebut? Dengan memahami akar masalahnya, intervensi yang tepat dapat dirancang. Misalnya, jika siswa mengalami trauma, pendampingan psikolog atau konselor sekolah menjadi sangat penting.
- Memaksimalkan Peran Guru Bimbingan Konseling (BK): Guru BK memiliki peran vital dalam membantu siswa mengenali dan mengelola emosi mereka. Melalui konseling yang empatik, siswa dapat belajar cara-cara sehat untuk mengatasi masalah dan mengembangkan keterampilan sosial yang positif. Guru BK juga dapat menjadi jembatan antara siswa, orang tua, dan pihak sekolah dalam mencari solusi terbaik.
- Mengadakan Kegiatan Edukatif di Lingkungan yang Beragam: Mengajak siswa mengunjungi lingkungan yang berbeda dari keseharian mereka dapat membuka wawasan dan menumbuhkan empati. Misalnya, kunjungan ke panti asuhan, komunitas marginal, atau daerah yang terkena bencana alam dapat memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan dan menumbuhkan rasa syukur serta kepedulian sosial.
- Melibatkan Siswa dalam Kegiatan Produktif: Kegiatan yang bermakna dapat membantu siswa menemukan minat dan bakat mereka, serta mengembangkan rasa tanggung jawab. Sekolah dapat memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler, proyek sosial, atau pelatihan keterampilan yang sesuai dengan minat siswa. Keterlibatan dalam kegiatan positif dapat mengalihkan perhatian siswa dari perilaku negatif dan memberikan mereka rasa pencapaian.
- Mengadakan Sesi Penyuluhan untuk Orang Tua: Peran orang tua sangat penting dalam membentuk karakter anak. Sesi penyuluhan dapat membantu orang tua memahami perkembangan anak, meningkatkan keterampilan pengasuhan, dan membangun komunikasi yang efektif dengan anak. Jika orang tua terlibat aktif dalam pendidikan anak, perilaku positif akan lebih mudah ditanamkan.
Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan alternatif ini, diharapkan pembentukan karakter dan kedisiplinan anak dapat dilakukan secara lebih holistik, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing. Disiplin bukan hanya tentang hukuman, tetapi juga tentang memberikan pemahaman, dukungan, dan kesempatan bagi anak untuk berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berkarakter positif.