Aktris Film Dewasa Mengaku Dilarang Masuk Stadion Nottingham Forest, Tuduh Diskriminasi
Nottingham Forest tengah menjadi sorotan setelah seorang aktris film dewasa, Bonnie Blue, mengklaim dirinya dilarang memasuki Stadion City Ground, markas klub tersebut. Wanita yang dikenal melalui platform OnlyFans ini mengaku mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat hendak menyaksikan pertandingan Nottingham Forest baru-baru ini.
Menurut pengakuan Bonnie Blue, insiden bermula ketika ia mengumumkan kedatangannya ke stadion melalui media sosial. Setibanya di City Ground, ia didekati oleh petugas keamanan yang kemudian memeriksanya. Setelah pemeriksaan tiket, ia kemudian diantar keluar stadion.
"Mereka mengatakan kepada saya bahwa saya dilarang datang ke stadion selamanya," ungkap Bonnie Blue, yang bernama asli Tia Emma Billinger. Ia menduga bahwa larangan tersebut terkait dengan profesinya sebagai aktris film dewasa. "Apakah ini karena saya seorang bintang film dewasa? Saya merasa ini adalah diskriminasi," imbuhnya.
Bonnie Blue, yang lahir dan besar di Nottingham, sebelumnya pernah membuat pernyataan kontroversial tentang kehidupan pribadinya. Klaimnya tentang larangan masuk stadion ini menambah daftar kontroversi yang melibatkan namanya.
Hingga saat ini, pihak Nottingham Forest belum memberikan pernyataan resmi terkait klaim Bonnie Blue. Ketidakjelasan dari pihak klub memunculkan berbagai spekulasi di kalangan penggemar dan masyarakat luas. Kasus ini memicu perdebatan tentang batasan antara kehidupan pribadi dan profesional seseorang, serta hak individu untuk menikmati fasilitas publik seperti stadion olahraga.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan dalam kasus ini:
- Klaim Diskriminasi: Bonnie Blue merasa diperlakukan tidak adil karena profesinya.
- Larangan Masuk Stadion: Ia mengaku dilarang memasuki Stadion City Ground selamanya.
- Respons Nottingham Forest: Belum ada pernyataan resmi dari pihak klub.
- Kontroversi Sebelumnya: Bonnie Blue dikenal dengan pernyataan-pernyataan kontroversial.
- Perdebatan Publik: Kasus ini memicu diskusi tentang privasi dan diskriminasi.