Penghormatan Terakhir untuk Murdaya Poo: Kremasi Agung di Bukit Dagi, Borobudur

Kremasi Murdaya Poo Dilaksanakan di Bukit Dagi, Borobudur dengan Pemandangan Memukau

Magelang, Jawa Tengah menjadi saksi bisu penghormatan terakhir bagi pengusaha terkemuka, Murdaya Widyawimarta Poo, atau yang lebih dikenal dengan nama Murdaya Poo. Prosesi kremasi yang khidmat dilangsungkan di puncak Bukit Dagi, sebuah lokasi yang terletak di kawasan Candi Borobudur, pada Rabu, 7 Mei 2025.

Jenazah Murdaya Poo tiba di kaki Bukit Dagi sehari sebelumnya, pada Selasa, 6 Mei 2025. Lokasi kremasi yang berada di area terbuka ini menawarkan panorama alam yang luar biasa indah, dengan latar belakang Stupa Induk Borobudur yang megah dan Perbukitan Menoreh yang mempesona. Pemilihan Bukit Dagi sebagai lokasi kremasi mencerminkan keinginan keluarga untuk memberikan penghormatan terakhir dalam suasana yang tenang dan menyatu dengan keagungan alam.

Tenda-tenda megah telah didirikan di puncak bukit untuk menampung para tamu undangan yang hadir. Lokasi kremasi juga berdekatan dengan Prana Borobudur Restaurant, sebuah restoran mewah yang menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan. Akses menuju lokasi kremasi melibatkan pendakian 211 anak tangga dari jalur utama, sebuah perjalanan yang menyejukkan karena dikelilingi oleh pepohonan rindang dan rerumputan hijau yang terawat rapi.

Berbeda dengan prosesi keluarga yang biasanya bersifat tertutup, kremasi Murdaya Poo terbuka untuk umum. Masyarakat dapat mengikuti prosesi ini melalui jalur alternatif di Kampung Seni Borobudur. Keputusan ini mencerminkan keinginan almarhum dan keluarga untuk berbagi penghormatan terakhir dengan masyarakat luas yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup dan karir Murdaya Poo.

Prosesi kremasi dilakukan secara tradisional dengan menggunakan 1,5 ton kayu, termasuk kayu cendana dan gaharu yang terkenal dengan aroma harumnya. Prosesi ini dipimpin oleh Chungpo Gyalton Rinpoche, seorang biksu terkemuka dari Tibet. Menurut perkiraan, proses kremasi dengan api besar akan berlangsung selama 2-3 jam, sementara dengan api kecil dapat memakan waktu 5-8 jam. Abu jenazah tidak akan langsung dikumpulkan karena masih panas. Pada tanggal 9 Mei, abu akan dimasukkan ke dalam guci, dan pada tanggal 12 Mei 2025, akan didoakan dalam peringatan Tri Suci Waisak 2569 BE di Candi Borobudur.

Keluarga Murdaya Poo juga menyampaikan bahwa Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, turut hadir dalam prosesi kremasi ini. Kehadiran para tokoh penting ini menunjukkan penghormatan yang besar terhadap almarhum Murdaya Poo dan kontribusinya bagi bangsa dan negara.

Sebelumnya, rencana kremasi sempat mengalami kendala karena adanya penolakan dari warga terkait lokasi kremasi yang awalnya direncanakan di lahan pribadi milik Siti Hartati Murdaya, istri almarhum, di Dusun Ngaran II, Kecamatan Borobudur. Namun, keluarga merasa bersyukur karena akhirnya kremasi dapat dilaksanakan di kompleks Candi Borobudur, sebuah lokasi yang dianggap tidak akan mengganggu akses jalan masyarakat dan memiliki nilai spiritual yang tinggi.