Minimarket Jepang: Lebih dari Sekadar Toko, Garda Terdepan Keamanan Masyarakat

Di Jepang, minimarket bertransformasi menjadi lebih dari sekadar tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari. Mereka menjelma menjadi posko keamanan yang siap siaga membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

Inisiatif ini, yang dikenal sebagai Safety Station (SS), berawal dari program regional pada tahun 1990-an. Kemudian, pada tahun 2000, Badan Kepolisian Nasional Jepang (NPA) secara resmi menggandeng Japan Franchise Association (JFA) untuk memperluas peran minimarket dalam menjaga keamanan publik. Pada tahun 2005, program Safety Station diluncurkan secara nasional.

Peningkatan jumlah minimarket dan penurunan jumlah kantor polisi kecil (koban) di Jepang menjadi salah satu pendorong utama inisiatif ini. Pada tahun 2023, terdapat lebih dari 57.000 minimarket di seluruh Jepang, jauh melebihi jumlah koban yang hanya mencapai sekitar 6.215 pada tahun 2024. Dengan demikian, minimarket menjadi jaringan yang strategis dan mudah diakses untuk memberikan pertolongan kepada masyarakat.

Peran dan Fungsi Safety Station

Safety Station bertujuan untuk menjadikan minimarket sebagai tempat yang aman dan terpercaya bagi masyarakat. Hal ini bukan hanya sekadar tugas tambahan, tetapi juga merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pemilik jaringan minimarket. Aktivitas Safety Station meliputi:

  • Kontribusi kepada Masyarakat Lokal: Minimarket berperan aktif dalam kegiatan lingkungan sekitar dan menjalin komunikasi yang erat dengan masyarakat.
  • Integrasi Keamanan dalam Operasional Harian: Urusan keamanan menjadi bagian dari rutinitas karyawan minimarket.

Safety Station memiliki maskot bernama Eszou-kun, seekor gajah mengenakan jubah merah. Eszou-kun melambangkan kekuatan, kebaikan hati, dan kemampuan untuk mendengarkan suara lingkungan, sehingga memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Tindakan Nyata di Minimarket

Staf minimarket yang tergabung dalam Safety Station dilatih untuk melakukan berbagai tindakan penting, antara lain:

  • Menciptakan Lingkungan yang Aman: Menyapa pelanggan dengan ramah untuk mencegah kejahatan, mengelola uang dan peralatan keamanan dengan ketat, serta segera menghubungi polisi (110) jika terjadi perampokan atau pencurian.
  • Memberikan Pertolongan: Merespons dengan tulus jika ada wanita atau anak-anak yang merasa terancam bahaya, serta menghubungi polisi (110) jika diperlukan. Selain itu, menghubungi polisi (110) atau pemadam kebakaran/ambulans (119) jika terjadi bencana, insiden, kecelakaan, atau orang sakit mendadak di sekitar toko.
  • Mendukung Remaja: Tidak menjual minuman beralkohol atau rokok kepada yang belum berusia 20 tahun, melakukan konfirmasi usia jika diperlukan, serta menerapkan standar display khusus untuk area minuman beralkohol dan majalah dewasa. Minimarket juga bekerja sama untuk mendukung tumbuh kembang remaja dengan menerima program "belajar sambil praktik".
  • Menjaga Ketertiban: Mencegah tindakan mengganggu seperti nongkrong dan membuat gaduh di depan toko atau tempat parkir.

Dampak Positif bagi Masyarakat

Program Safety Station telah memberikan dampak positif bagi masyarakat. Berdasarkan survei JFA pada tahun 2023, ribuan toko telah merespons berbagai insiden yang membutuhkan bantuan, terutama pada malam hari. Alasan utama permintaan bantuan antara lain diikuti orang, didekati orang asing, dan kekerasan (termasuk KDRT).

Banyak kisah mengharukan tentang bagaimana Safety Station telah membantu masyarakat. Misalnya, seorang siswi SMP berhasil diselamatkan saat melarikan diri dari kekerasan ayahnya, dan seorang ibu dan anak selamat dari penculikan berkat catatan "tolong panggil polisi" yang mereka berikan di kasir.

Inisiatif Safety Station di Jepang membuktikan bahwa minimarket dapat berperan lebih dari sekadar tempat berbelanja. Mereka menjadi bagian penting dari komunitas, memberikan bantuan dan rasa aman bagi siapa pun yang membutuhkan.