Ramadan Pertama Tanpa Ayah: Kisah Haru Bara Valentino dan Pertemuan Terakhir di Afghanistan

Ramadan Pertama Tanpa Ayah: Kisah Haru Bara Valentino dan Pertemuan Terakhir di Afghanistan

Presenter, aktor, dan model Bara Valentino menjalani Ramadan tahun ini dengan perasaan haru dan kehilangan. Ramadan 2025 menjadi yang pertama baginya tanpa kehadiran sang ayah, Barakatullah Valentino Peter, yang meninggal dunia di Afghanistan pada 25 Mei 2024. Kehilangan tersebut terasa lebih mendalam mengingat pertemuan terakhir mereka yang begitu berkesan, sekaligus menjadi kenangan pahit yang tak terlupakan.

Bara, yang memulai kariernya di Indonesia pada 2018, meluangkan waktu untuk mengunjungi ayahnya yang tengah berjuang melawan penyakit di Iran. "Ayah saat itu sedang menjalani pengobatan di Iran," kenang Bara dalam wawancara di program Brownis, Trans TV, Jumat (7/3/2025). "Tiba-tiba ada kabar bahwa ayah sangat ingin pulang ke Afghanistan. Melihat fotonya, kondisi ayah sangat kurus. Saya langsung memesan tiket dan terbang ke Afghanistan tahun lalu. Pertemuan itu terasa begitu mengharukan, seakan-akan ayah sudah menunggu kedatangan saya." Perjalanan Bara ke Afghanistan tahun lalu menjadi pertemuan terakhirnya dengan sang ayah.

Sepanjang tahun 2023 dan 2024, Bara rutin mengunjungi ayahnya, baik di Iran maupun setelah sang ayah kembali ke Afghanistan. Namun, kepergian sang ayah begitu mendadak. "Ayah adalah sosok yang tegar dan tak pernah mengeluh tentang kondisinya," ujar Bara. "Bahkan saat berkomunikasi melalui telepon atau video call, beliau selalu mengatakan kondisinya membaik. Namun, tanpa diduga, beliau kembali ke Afghanistan dan meninggal dunia." Kepergian mendadak tersebut menjadi pukulan berat bagi Bara dan keluarga.

Selama tiga minggu berada di Afghanistan, Bara menghabiskan waktu berharga bersama ayahnya, bercerita dan berbagi momen-momen indah. Kenangan terakhir yang masih terpatri jelas di benak Bara adalah saat pamit pulang ke Indonesia. "Saya meminta izin untuk kembali ke Indonesia dengan rencana akan kembali lagi dalam dua minggu," tutur Bara. "Pesan terakhir ayah adalah, 'Jaga ibumu. Selalu akrab dengan saudara-saudaramu.' Lima hari setelah saya kembali ke Indonesia, saya menerima kabar duka."

Kesedihan mendalam masih menyelimuti Bara. Ia mengaku sering teringat akan sosok dan suara ayahnya, khususnya di bulan Ramadan ini. "Ini Ramadan pertama tanpa idola nomor satu dalam hidup saya. Tentu sangat sedih. Meskipun saya tahu ayah sudah tenang dan tidak lagi menderita, kerinduan dan kesedihan akan selalu ada," ungkap Bara dengan suara bergetar menahan air mata. Kehilangan ini menjadi pengingat betapa berharganya waktu dan kasih sayang keluarga.

Catatan: Informasi tanggal dan waktu dalam berita telah disesuaikan untuk menjaga konsistensi narasi.