Jakarta Timur Catat Lebih dari 2.600 Kasus Tuberkulosis dalam Triwulan Pertama 2025

Dinas Kesehatan Jakarta Timur melaporkan peningkatan kasus tuberkulosis (TBC) yang signifikan di wilayahnya. Selama periode Januari hingga Maret 2025, tercatat sebanyak 2.645 warga Jakarta Timur didiagnosis menderita penyakit pernapasan ini.

Sebaran kasus TBC ini meliputi seluruh kecamatan di Jakarta Timur, dengan angka tertinggi ditemukan di:

  • Cakung (225 kasus)
  • Pulogadung (193 kasus)
  • Jatinegara (206 kasus)
  • Duren Sawit (141 kasus)
  • Ciracas (132 kasus)
  • Kramatjati (106 kasus)
  • Makasar (82 kasus)
  • Matraman (84 kasus)
  • Pasar Rebo (83 kasus)
  • Cipayung (90 kasus)
  • Rumah Sakit (1.303 kasus)

Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifendy, menjelaskan bahwa pihaknya akan memberikan penanganan intensif kepada seluruh pasien TBC. Program pengobatan komprehensif akan dijalankan selama beberapa bulan untuk memastikan kesembuhan pasien.

"Prioritas utama kami adalah menemukan warga yang diduga terinfeksi TBC. Pemeriksaan akan dilakukan di puskesmas dan klinik. Jika hasilnya positif, pasien akan mendapatkan pengobatan gratis selama enam bulan," ujar Herwin.

Menurut data yang ada, tingkat keberhasilan pengobatan TBC di Jakarta Timur mencapai 65 persen. Herwin menekankan pentingnya pasien untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan. Jika pengobatan terputus, pasien harus memulai kembali dari awal.

Lebih lanjut, Herwin menjelaskan bahwa pengobatan TBC tersedia secara gratis bagi seluruh warga Jakarta Timur. Ia mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat jika mengalami gejala TBC.

Herwin juga menyoroti tingginya kasus TBC di Cakung dan Pulogadung. Ia menjelaskan bahwa kepadatan penduduk di Cakung menjadi salah satu faktor utama. Sementara itu, Pulogadung, sebagai pusat transportasi utama dengan terminal yang ramai, rentan terhadap penyebaran penyakit karena tingginya mobilitas penduduk.

"Cakung memiliki populasi terbesar di Jakarta Timur. Pulogadung, dengan terminalnya, menjadi titik pertemuan banyak orang dari berbagai daerah, sehingga risiko penularan TBC meningkat," jelasnya.

Dari total kasus TBC yang tercatat, 324 di antaranya adalah anak-anak. Herwin menjelaskan bahwa penularan TBC pada anak-anak sering terjadi melalui kontak erat dengan orang terdekat, seperti anggota keluarga, teman bermain, atau tetangga.

"Penularan TBC pada anak-anak biasanya terjadi melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, terutama di lingkungan rumah," pungkas Herwin.