Siswa SDN Bedono 1 Demak Rasakan Belajar di Bawah Kolong Akibat Dampak Proyek Tol

Kondisi memprihatinkan dialami oleh puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bedono 1 di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Selama dua bulan terakhir, mereka terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di kolong bangunan. Situasi ini terjadi akibat dampak dari proyek pembangunan jalan Tol Semarang-Demak.

Proses pembelajaran berlangsung apa adanya, dengan siswa duduk beralaskan tikar di atas lantai yang masih berupa urugan pasir. Tidak ada dinding yang melindungi mereka dari terpaan angin dan debu. Lokasi yang digunakan sebenarnya adalah lahan parkir yang diperuntukkan bagi bangunan baru SDN Bedono 1 yang terkena imbas proyek tol.

Walaupun gedung sekolah baru sudah selesai dibangun, pihak sekolah belum menerima kunci ruangan. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) sementara harus dilakukan di kolong bangunan. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan mengganggu proses belajar mengajar.

Sukari, seorang guru kelas 5 di SDN Bedono 1, mengungkapkan rasa tidak nyamannya dengan kondisi ini. Ia menjelaskan bahwa standar belajar yang ideal seharusnya dilakukan di dalam ruangan yang nyaman dan kondusif. Belajar di ruang terbuka seperti ini tentu menimbulkan rasa tidak nyaman bagi para siswa.

Selain itu, lokasi SDN Bedono 1 yang berada di wilayah pesisir juga menjadi tantangan tersendiri. Angin kencang seringkali mengganggu konsentrasi siswa dan membuat proses pembelajaran menjadi kurang efektif. Guru harus bekerja ekstra keras untuk menyampaikan materi pelajaran karena suara mereka harus lebih keras agar terdengar oleh seluruh siswa.

Sebagai seorang tenaga pendidik, Sukari berharap agar masalah ini segera diselesaikan. Ia tidak ingin anak didiknya menjadi korban dari situasi yang tidak ideal ini. Ia berharap pihak-pihak terkait dapat segera mengambil tindakan agar proses belajar mengajar dapat kembali berjalan нормаl.

Kepala Sekolah SDN Bedono 1, Suryadi, menjelaskan bahwa saat ini ada 90 siswa dari tiga kelas yang mengikuti KBM di kolong bangunan. Sementara itu, tiga kelas lainnya belajar di bangunan bekas SDN Bedono 2.

Suryadi menambahkan, sebelum dipindahkan ke kolong, anak-anak belajar dengan fasilitas yang tidak memadai. Kondisi duduk yang tidak nyaman dan kurangnya fokus belajar menjadi kendala utama. Siswa yang belajar di kolong bangunan berasal dari kelas 3, 4, dan 6, dengan jumlah sekitar 90 orang.

Lokasi SDN Bedono 1 berada di Jalan Morosari, Desa Bedono, tepatnya di kompleks SDN Bedono 2 yang kini telah dimerger menjadi SDN Bedono 1. Pada hari yang sama, pihak sekolah akhirnya menerima penyerahan kunci ruang kelas bangunan baru SDN Bedono 1. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi seluruh siswa dan guru.

Suryadi mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas penyerahan kunci tersebut. Ia tidak menyangka bahwa kunci SDN Bedono 1 akan diserahkan pada hari itu. Ia berharap agar siswa dan guru dapat segera menempati gedung baru tersebut pada hari berikutnya.

Dengan diterimanya kunci gedung baru, diharapkan proses belajar mengajar di SDN Bedono 1 dapat kembali berjalan нормаl dan kondusif. Siswa dapat belajar dengan nyaman dan fokus, sehingga prestasi belajar mereka dapat meningkat.