Rendang Buya: Cita Rasa Minang Mendunia Berkat Dukungan PTBA

Rendang Buya: Kisah Sukses UMK Binaan PTBA Menuju Pasar Global

Rendang Buya, sebuah usaha mikro kecil (UMK) yang berlokasi di Sawahlunto, Sumatera Barat, kini menjelma menjadi representasi cita rasa Minangkabau yang siap bersaing di kancah internasional. Kelezatan rendang ini tidak hanya terletak pada resepnya yang diwariskan secara turun-temurun, namun juga berkat sentuhan modern yang disesuaikan dengan selera masa kini. Lebih dari itu, dukungan penuh dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Unit Pertambangan Ombilin telah menjadi katalisator utama dalam perjalanan sukses Rendang Buya.

Berdiri sejak tahun 2017, Rendang Buya bukanlah sekadar rendang biasa. Mhd Shalahuddin Abdul Jabbar, pemilik usaha ini, mengungkapkan bahwa resep istimewa yang digunakan merupakan hasil riset mendalam selama tiga tahun. Resep ini berasal dari tokoh-tokoh terkemuka Minangkabau dan telah dimodifikasi agar sesuai dengan preferensi konsumen modern. Keunggulan lainnya terletak pada penggunaan bahan-bahan alami tanpa pengawet atau penyedap rasa kimia, yang memungkinkan rendang ini bertahan hingga 1,5 tahun dalam suhu ruangan tanpa mengurangi cita rasanya.

Transformasi Bisnis Berkat Dukungan PTBA

Sebelum menjadi UMK binaan PTBA, Rendang Buya menghadapi tantangan dalam hal pemasaran dan penjualan. Abdul Jabbar mengakui bahwa penjualan produknya cenderung stagnan. Namun, semua berubah setelah PTBA memberikan pendampingan dan membuka akses ke pasar yang lebih luas. Partisipasi dalam berbagai pameran berskala nasional dan internasional menjadi salah satu strategi efektif untuk memperkenalkan Rendang Buya kepada khalayak yang lebih luas.

"Setelah menjadi binaan PTBA, penjualan Rendang Buya meningkat signifikan. Kami mendapatkan relasi baru dan kesepakatan kolaborasi yang sangat menguntungkan," ujar Abdul Jabbar. Peningkatan penjualan mencapai 58 persen, dari sekitar 100 paket per bulan menjadi rata-rata 150 hingga 200 paket. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dukungan yang tepat dapat memberikan dampak besar bagi perkembangan UMK.

Ekspansi Pasar hingga ke Eropa

Ambisi Rendang Buya tidak hanya terbatas pada pasar domestik. Dengan visi menjadi rendang nomor satu di dunia, Abdul Jabbar mulai menjajaki pasar internasional. Pada tahun 2023, Rendang Buya berpartisipasi dalam Festival Pasar Senggol di Turkiye, menandai langkah awal ekspansi ke pasar Eropa. Sebelumnya, fokus utama adalah pasar Timur Tengah dan Asia.

Inovasi Kemasan dan Pemberdayaan UMK

Untuk meningkatkan daya saing, Rendang Buya juga melakukan inovasi dalam hal kemasan. Dengan pendampingan dari Tim Sustainability PTBA, Rendang Buya kini hadir dengan kemasan boks eksklusif yang semakin menarik perhatian konsumen. Strategi ini terbukti efektif dalam meningkatkan nilai jual produk.

Keberhasilan Rendang Buya merupakan contoh nyata dari komitmen PTBA dalam memberdayakan UMK di sekitar wilayah operasionalnya. Hingga Desember 2024, PTBA telah membina 290 UMK melalui program PUMK Swakelola. Program ini tidak hanya memberikan pelatihan dan pendampingan, tetapi juga memfasilitasi UMK untuk berpartisipasi dalam pameran dan bazar, serta memberikan bantuan sarana dan prasarana. Hasilnya, sebanyak 48 UMK binaan berhasil naik kelas sepanjang tahun 2024. Kisah sukses Rendang Buya menjadi inspirasi bagi UMK lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan bisnis mereka.

Nama "Buya" sendiri memiliki makna mendalam, yaitu tokoh panutan dalam budaya Minangkabau. Abdul Jabbar berharap Rendang Buya dapat menjadi produk rendang unggulan yang dikenal luas hingga mancanegara, sekaligus menjadi kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau.