Ekonomi Indonesia Tunjukkan Ketahanan di Tengah Gejolak Global, Pertumbuhan Kuartal I 2025 Capai 4,87 Persen
Kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2025 menunjukkan resiliensi yang menggembirakan di tengah kondisi global yang penuh ketidakpastian. Data terbaru mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi mampu mencapai angka 4,87 persen secara tahunan (year-on-year). Pemerintah mengapresiasi capaian ini dan menekankan pentingnya menjaga momentum positif dengan berbagai strategi yang telah disiapkan.
Konsumsi rumah tangga menjadi salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi pada periode ini. Peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur Tahun Baru, serta pergeseran momentum Ramadhan dan Idul Fitri ke kuartal pertama, memberikan dampak signifikan terhadap pengeluaran. Selain itu, berbagai kebijakan insentif yang digulirkan pemerintah turut berperan dalam menjaga daya beli masyarakat. Insentif tersebut mencakup pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), diskon tarif listrik dan tol, serta insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk properti dan Pajak Penghasilan (PPh) 21 DTP untuk sektor padat karya. Stabilisasi harga pangan, yang diupayakan melalui peran aktif Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menjaga pasokan dan distribusi, juga menjadi faktor pendukung penting.
Sektor Ekonomi yang Mengalami Pertumbuhan Positif:
- Pertanian: Sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan tertinggi, mencapai 10,52 persen. Panen raya padi dan peningkatan permintaan bahan pangan selama bulan Ramadhan menjadi pendorong utama. Selain itu, distribusi pupuk bersubsidi yang lebih baik juga berkontribusi pada peningkatan produksi pertanian.
- Industri Pengolahan: Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 4,55 persen, didorong oleh aktivitas hilirisasi.
- Perdagangan: Sektor perdagangan mengalami pertumbuhan sebesar 5,03 persen.
- Transportasi dan Pergudangan: Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh signifikan, mencapai 9,01 persen. Hal ini mencerminkan peningkatan mobilitas masyarakat.
- Akomodasi dan Makan Minum: Sektor akomodasi dan makan minum juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,75 persen, sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat.
- Pengadaan Listrik: Sektor pengadaan listrik tumbuh sebesar 5,11 persen, didorong oleh kebijakan diskon harga listrik.
Sektor Ekonomi yang Mengalami Tantangan:
- Investasi: Pertumbuhan investasi tercatat terbatas, hanya sebesar 2,12 persen. Perlambatan di sektor konstruksi dan investasi mesin non-kendaraan menjadi faktor utama.
- Konsumsi Pemerintah: Konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen, disebabkan oleh tingginya basis belanja pada kuartal I-2024 yang terkait dengan pelaksanaan Pemilu dan percepatan bantuan sosial akibat dampak El Nino.
Faktor Pendukung Lainnya:
- Ekspor: Ekspor tumbuh stabil sebesar 6,78 persen, didorong oleh lonjakan ekspor minyak sawit dan besi baja.
- Informasi dan Komunikasi: Sektor informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan kuat sebesar 7,72 persen, berkat adopsi teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI).
- Pendidikan dan Kesehatan: Sektor pendidikan dan kesehatan juga mengalami pertumbuhan positif, didukung oleh program-program pemerintah seperti Tunjangan Penghasilan Guru (TPG), Indonesia Pintar (PIP), KIP Kuliah, serta layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pasar Tenaga Kerja:
Kondisi pasar tenaga kerja juga menunjukkan perbaikan. Tingkat pengangguran turun dari 4,82 persen pada tahun 2024 menjadi 4,76 persen pada tahun 2025. Sepanjang tahun ini, tercipta 3,59 juta lapangan kerja baru, meningkat dari 3,55 juta pada tahun sebelumnya. Kondisi ini memperkuat daya beli masyarakat yang menjadi penopang utama perekonomian.
Pemerintah menyadari pentingnya mengantisipasi dan menghadapi tantangan global yang mungkin timbul. Pemantauan risiko global secara berkala dan penerapan langkah-langkah mitigasi seperti deregulasi, pembentukan Satgas Ketenagakerjaan, serta strategi menjaga daya beli dan dunia usaha menjadi prioritas. Pemerintah juga aktif dalam negosiasi bilateral dan kerja sama di forum multilateral untuk memperluas akses ekspor dan menarik investasi. Di tingkat domestik, kolaborasi antarkementerian dan lembaga terus ditingkatkan untuk mempercepat deregulasi serta membuka peluang pasar untuk sektor bernilai tambah tinggi, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Program-program prioritas seperti makan bergizi gratis (MBG) terus diperluas, termasuk dukungan insentif perpajakan di sektor perumahan.