Golkar Tegaskan Kemandirian Prabowo dalam Pengambilan Keputusan

Partai Golkar melalui Sekretaris Jenderal Muhamad Sarmuji menepis anggapan bahwa Presiden Prabowo Subianto adalah presiden boneka yang didikte oleh mantan Presiden Joko Widodo. Sarmuji menegaskan bahwa Prabowo memiliki otonomi penuh dalam membuat keputusan strategis bagi negara.

Sarmuji menjelaskan bahwa Prabowo memiliki pendekatan pembangunan yang unik, berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya. Meskipun demikian, Prabowo tetap menjunjung tinggi etika dan menghormati para pendahulunya, termasuk Jokowi. "Mazhab pembangunan Pak Prabowo saja menunjukkan perbedaan dibandingkan dengan presiden sebelumnya. Hanya saja, Pak Prabowo punya tata krama pergaulan yang tinggi, yang menghormati siapapun presiden sebelumnya," ujar Sarmuji.

Pernyataan Golkar ini muncul sebagai respons terhadap bantahan Prabowo sendiri terkait tudingan bahwa dirinya dikendalikan oleh Jokowi. Dalam Sidang Kabinet Paripurna, Prabowo secara tegas membantah tuduhan tersebut. Prabowo mengakui bahwa dirinya seringkali meminta masukan dan nasihat dari Jokowi, mengingat pengalaman Jokowi selama 10 tahun memimpin Indonesia. Namun, ia menekankan bahwa konsultasi tersebut tidak berarti dirinya menjadi presiden boneka.

Prabowo juga mengungkapkan bahwa ia tidak hanya berkonsultasi dengan Jokowi, tetapi juga dengan mantan presiden lainnya, seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri. Baginya, komunikasi dengan para pemimpin terdahulu adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan.

"Saya menghadap beliau enggak ada masalah, saya menghadap Pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap Ibu Mega tidak ada masalah," kata Prabowo.

Prabowo bahkan menyatakan keinginannya untuk dapat berinteraksi dengan mantan presiden lainnya, termasuk Soekarno, Soeharto, dan Abdurrahman Wahid, jika memungkinkan. Hal ini menunjukkan sikap Prabowo yang terbuka dan menghargai sejarah kepemimpinan Indonesia.