Tragedi Banjir Bandang di Petra: Ibu dan Anak Warga Negara Belgia Ditemukan Meninggal Dunia
Hujan deras yang melanda kawasan Petra, Yordania, pada Minggu (4/5) menyebabkan banjir bandang yang merenggut nyawa seorang ibu dan anak berkewarganegaraan Belgia. Peristiwa tragis ini terjadi di tengah upaya penyelamatan ratusan wisatawan yang terjebak di situs warisan dunia tersebut.
Berdasarkan laporan yang dihimpun, korban merupakan bagian dari rombongan 18 wisatawan yang tengah menjelajahi Wadi al-Nakhil ketika banjir secara tiba-tiba melanda dan menghalangi akses keluar. Tim penyelamat berhasil mengevakuasi 14 wisatawan asal Ceko pada hari yang sama. Upaya pencarian terhadap korban lainnya sempat dihentikan sementara akibat cuaca buruk dan medan yang sulit sebelum akhirnya dilanjutkan keesokan harinya.
Gubernur Ma'an, Hassan al-Jabour, mengkonfirmasi penemuan jasad ibu dan anak tersebut setelah operasi pencarian kembali dilanjutkan. Dua anak lainnya dari keluarga yang sama berhasil ditemukan selamat pada malam sebelumnya.
Intensitas curah hujan yang tinggi akibat tekanan rendah yang kuat menyebabkan lembah-lembah di sekitar Petra berubah menjadi sungai deras, membanjiri Siq, jalur utama menuju kompleks arkeologi kuno. Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan kepanikan para wisatawan yang berusaha menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi saat air bah menerjang kawasan tersebut.
Otoritas setempat telah mengevakuasi sekitar 1.800 wisatawan dari situs arkeologi yang juga merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia ini. Tim darurat juga melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di daerah dataran rendah. Beberapa video menunjukkan kendaraan yang terendam banjir di jalan-jalan.
Petra Development and Tourism Region Authority (PDTRA) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan terkait potensi banjir dan mengimbau masyarakat untuk menjauhi lembah hingga kondisi cuaca membaik. Sekolah-sekolah di wilayah terdampak juga diliburkan.
Perlu diketahui bahwa Petra, yang dibangun sekitar 2.300 tahun lalu, memang rentan terhadap banjir bandang karena lokasinya yang berada di antara tebing batu pasir dan jurang. Meskipun insiden serupa pernah terjadi sebelumnya, jumlah wisatawan yang tinggi saat cuaca ekstrem meningkatkan risiko keselamatan.
Para ahli meyakini bahwa perubahan iklim menjadi faktor pemicu meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem di wilayah Timur Tengah, termasuk Yordania. UNESCO bahkan menyebut Yordania sebagai salah satu 'titik nol' krisis iklim global.
Pada tahun 2021, banjir bandang di Petra menyebabkan tiga orang meninggal dunia. Sebelumnya, pada tahun 2018, lebih dari 30 orang tewas dalam dua insiden banjir bandang terpisah yang melanda Petra dan pantai Laut Mati di Yordania.