Sumatera Utara Pertimbangkan Model Pembinaan Remaja Ala Dedi Mulyadi untuk Atasi Kenakalan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tengah berupaya merumuskan strategi komprehensif dalam menanggulangi permasalahan kenakalan remaja, termasuk maraknya aksi tawuran yang meresahkan masyarakat.
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menyatakan bahwa pihaknya membuka diri terhadap berbagai pendekatan alternatif. Salah satu model yang sedang dikaji secara mendalam adalah pendekatan yang pernah diterapkan oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Pendekatan ini melibatkan pengiriman remaja yang terlibat dalam tindak kriminal atau kenakalan berat ke barak militer dengan tujuan mendapatkan pendidikan karakter dan peningkatan disiplin.
"Model yang diterapkan Kang Dedi ini akan kita telaah lebih lanjut mengenai efektivitas dan dampaknya," ungkap Bobby kepada awak media di kantornya baru-baru ini.
Namun, Bobby menekankan pentingnya menyelaraskan persepsi publik terkait definisi kenakalan remaja. Ia menyoroti adanya kecenderungan masyarakat untuk mengaitkan semua tindakan kriminal dengan kenakalan remaja, termasuk kasus begal yang notabene merupakan tindak pidana serius.
"Persepsi ini perlu diluruskan. Jangan sampai pelaku begal justru dimasukkan ke barak militer, yang justru berpotensi meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan tindak kejahatan. Program ini lebih tepat sasaran untuk anak-anak SMA yang baru terlibat dalam kenakalan," jelasnya.
Oleh karena itu, Bobby menegaskan bahwa penerapan model Dedi Mulyadi di Sumatera Utara memerlukan kajian mendalam dan penyesuaian dengan konteks lokal. "Kami tidak serta merta menolak model tersebut, tetapi kami perlu mempelajari dan menyesuaikannya terlebih dahulu," imbuhnya.
Selain mempertimbangkan model pembinaan ala Dedi Mulyadi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga sedang mengkaji program alternatif lain, yakni meliburkan seluruh siswa setiap hari Sabtu.
Tujuan dari kebijakan ini adalah memberikan kesempatan yang lebih luas bagi siswa untuk berinteraksi dan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.
"Kami ingin seluruh sekolah di Sumatera Utara, jika memungkinkan, meliburkan kegiatan belajar mengajar setiap hari Sabtu. Dengan demikian, siswa memiliki waktu lebih banyak bersama orang tua, dapat berinteraksi, dan mendapatkan pendidikan di rumah. Ini sedang kami kaji secara seksama," pungkasnya.
Beberapa poin yang menjadi perhatian utama dalam penanganan kenakalan remaja di Sumatera Utara meliputi:
- Definisi yang jelas mengenai kenakalan remaja: Membedakan antara kenakalan remaja dengan tindak kriminalitas yang lebih berat.
- Pendekatan yang komprehensif: Mengkombinasikan berbagai strategi, termasuk pembinaan karakter, peningkatan disiplin, dan pelibatan keluarga.
- Kajian yang mendalam: Memastikan bahwa setiap program yang diterapkan sesuai dengan konteks lokal dan memberikan dampak positif bagi remaja.
Dengan pendekatan yang terukur dan terarah, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berharap dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan remaja dan mencegah terjadinya kenakalan yang merugikan.