Vatikan Perketat Keamanan Jelang Conclave: Sinyal Seluler Dinonaktifkan
Menjelang Conclave yang akan segera dilaksanakan, Vatikan mengambil langkah tegas untuk memastikan kerahasiaan proses pemilihan Paus baru pengganti mendiang Paus Fransiskus. Langkah yang diambil adalah dengan menonaktifkan seluruh sinyal telepon seluler di wilayah Vatikan.
Langkah pengamanan ini, diumumkan secara resmi oleh Vatikan, bertujuan untuk mencegah kebocoran informasi selama proses pemilihan berlangsung di dalam Kapel Sistina. Sebanyak 133 kardinal akan berkumpul dan melakukan pemilihan pemimpin baru Gereja Katolik. Penonaktifan sinyal seluler ini merupakan bagian dari serangkaian protokol ketat yang diterapkan untuk menjaga kerahasiaan Conclave.
Bagi para peziarah dan wisatawan yang ingin menyaksikan pengumuman Paus baru di Lapangan Santo Petrus, Vatikan memastikan bahwa area tersebut tetap terhubung. Sinyal seluler di area publik utama ini akan tetap aktif, memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dan mengabadikan momen penting tersebut. Namun, di dalam wilayah Vatikan, terutama di sekitar Kapel Sistina, sinyal seluler akan dinonaktifkan sepenuhnya.
Sumpah Kerahasiaan dan Isolasi Total
Selain pemutusan sinyal seluler, para kardinal pemilih juga akan menjalani isolasi total dari dunia luar. Mereka akan menginap di Domus Sanctae Marthae dan dilarang membawa alat komunikasi atau melakukan kontak eksternal dalam bentuk apa pun. Sebelum memasuki Kapel Sistina, mereka akan mengucapkan sumpah kerahasiaan di bawah ancaman ekskomunikasi, berjanji untuk tidak mengungkapkan detail apa pun yang terjadi selama proses pemilihan.
Tidak hanya para kardinal, puluhan staf pendukung, termasuk petugas medis, kebersihan, katering, dan operator lift, juga telah diambil sumpahnya untuk menjaga kerahasiaan yang sama. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Vatikan untuk memastikan bahwa proses pemilihan Paus baru berlangsung tanpa gangguan dan tetap rahasia.
Menanti Asap Putih dari Kapel Sistina
Conclave akan dimulai dengan serangkaian pemungutan suara. Jika tidak ada kandidat yang memperoleh mayoritas dua pertiga suara pada putaran pertama, pemungutan suara akan dilanjutkan hingga seorang kandidat terpilih. Proses ini bisa berlangsung singkat, seperti pada pemilihan Paus Fransiskus dan Benediktus XVI, atau bisa berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Dunia akan menantikan sinyal dari cerobong asap Kapel Sistina. Asap hitam menandakan bahwa pemungutan suara belum menghasilkan Paus baru, sedangkan asap putih menjadi tanda sukacita bahwa pemimpin baru Gereja Katolik telah terpilih. Tirai merah juga telah dipasang di balkon Basilika Santo Petrus, tempat Paus baru akan menyapa dunia untuk pertama kalinya.
Para kardinal telah melakukan serangkaian pertemuan persiapan untuk membahas tantangan yang dihadapi Gereja saat ini dan mencari profil Paus yang ideal. Mereka mencari sosok yang dekat dengan kehidupan nyata umat, mampu menjadi jembatan dan pemandu di tengah krisis global, serta membawa Gereja pada semangat misionarisnya. Dengan 133 kardinal dari berbagai negara, Conclave kali ini menjadi pertemuan para pemimpin Gereja yang paling beragam dan internasional dalam sejarah Vatikan.