Dana Pembunuhan Jurnalis Juwita Didanai dari Gadai BPKB Motor
Dana Pembunuhan Jurnalis Juwita Didanai dari Gadai BPKB Motor
Fakta mengejutkan terungkap dalam persidangan kasus pembunuhan tragis Juwita, seorang jurnalis berusia 23 tahun. Jumran, seorang Kelasi Satu TNI AL, mengakui bahwa ia menggadaikan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sepeda motornya untuk mendanai operasi pembunuhan Juwita. Pengungkapan ini disampaikan oleh Oditur Militer Letkol Chk Sunandi pada Senin, 5 Mei 2025.
"Terdakwa menggadaikan sepeda motor miliknya untuk membiayai operasional dari Balikpapan ke Banjarbaru," ujar Letkol Chk Sunandi.
Menurut keterangan, Jumran berhasil memperoleh dana sebesar Rp 15 juta setelah menggadaikan motornya pada Rabu, 12 Maret. Dana tersebut kemudian digunakan untuk membiayai perjalanan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam aksi pembunuhan.
Jumran melakukan serangkaian persiapan yang matang untuk melancarkan aksinya. Ia memesan tiket pesawat dari Banjarbaru ke Balikpapan dengan menggunakan identitas milik adik lettingnya. Selain itu, ia juga berupaya menciptakan alibi dengan menitipkan Kartu Tanda Anggota (KTA) agar seolah-olah tetap berada di asrama saat menjalankan aksinya.
Setibanya di Banjarbaru, Jumran menghubungi korban untuk mengatur pertemuan. Sambil menunggu balasan dari Juwita, ia membeli sejumlah perlengkapan yang akan digunakan, termasuk kaos hitam, masker, topi, sarung tangan, dan air mineral. Ia juga menyewa mobil rental seharga Rp 2.400.000, termasuk deposit karena tidak dapat memenuhi persyaratan jaminan sepeda motor.
Rincian penggunaan uang hasil gadai BPKB motor tersebut meliputi:
- Pembelian tiket pesawat Banjarbaru - Balikpapan.
- Pembelian tiket bus Samarinda - Banjarbaru.
- Sewa mobil rental di Banjarbaru.
- Biaya ojek dari terminal ke lokasi rental dan ke bandara.
- Pembelian kaos hitam yang digunakan saat pembunuhan.
- Pembelian perlengkapan lainnya.
Setelah melakukan pembunuhan, Jumran berupaya menghilangkan jejak dengan membeli baju koko di pasar setibanya di Balikpapan. Ia kemudian berganti pakaian di pasar tersebut sebelum kembali ke markasnya.