Prabowo Klaim: Cadangan Beras Nasional Lampaui Rekor Historis
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pencapaian signifikan dalam sektor pertanian, khususnya produksi dan penyimpanan beras nasional. Dalam sidang kabinet paripurna yang berlangsung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Prabowo menyatakan bahwa stok beras yang dikelola pemerintah saat ini mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
"Saya menerima laporan bahwa produksi beras tahun ini sangat menggembirakan. Bahkan, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, produksi kita terbilang tinggi," ungkap Prabowo, Senin (5/5/2025).
Menurut data dari Kementerian Pertanian, per Mei 2025, cadangan beras yang tersimpan di gudang Bulog mencapai 3,5 juta ton. Prabowo menegaskan bahwa pemerintah belum pernah menguasai atau memiliki jumlah beras sebesar ini sebelumnya.
Beberapa faktor menjadi kunci keberhasilan peningkatan cadangan beras ini. Salah satunya adalah peningkatan produksi beras di berbagai daerah, terutama di Sumatera Selatan. Prabowo mencontohkan bahwa produksi beras di Sumatera Selatan meningkat signifikan.
"Saya dari Sumatera Selatan, hasil beras di Sumsel yang tiap tahun berkisar 3 juta ton, tahun ini mencapai 4 juta ton. Artinya peningkatan 25 persen. Saya kira di seluruh dunia, ini suatu prestasi," jelas Prabowo.
Selain itu, pemerintah juga melakukan deregulasi dengan memangkas sejumlah aturan yang menghambat akses petani terhadap pupuk. Pemangkasan 144 peraturan, termasuk penghapusan izin dari gubernur dan bupati, bertujuan untuk mempermudah petani mendapatkan pupuk dan meningkatkan produksi.
"Kita meninggalkan 144 peraturan. Tidak ada lagi perlu izin gubernur, bupati. Ini yang diminta petani, ini yang mereka dapatkan. Kita sederhanakan (aturan) produksi naik," tuturnya.
Pemerintah juga menetapkan harga dasar gabah kering panen dan memberikan peringatan keras kepada pengusaha penggilingan padi agar tidak melakukan praktik curang. Prabowo mengancam akan mencabut izin usaha penggilingan padi yang membeli gabah dari petani dengan harga yang sangat rendah setelah panen.
"Saya memberi peringatan penggiling padi yang bandel, yang beli setelah panen dengan harga serendah-rendahnya, kita cabut izin usahanya," tegasnya.
Peningkatan produksi beras dan pengelolaan stok yang efektif ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga beras dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.