Presiden Prabowo Soroti Perubahan Paradigma Ekonomi Global: Indonesia Perlu Evaluasi Strategi

Presiden Prabowo Subianto menyoroti perubahan signifikan dalam tatanan ekonomi dan politik global yang menurutnya memerlukan evaluasi mendalam terhadap strategi Indonesia. Dalam sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025), Prabowo mengungkapkan pandangannya mengenai posisi Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara yang patuh pada aturan global.

"Dahulu, selama puluhan tahun, kita dikenal sebagai negara yang selalu mengikuti arahan, menjadi 'anak baik' dalam sistem ekonomi dan politik dunia," ujarnya. Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia aktif berpartisipasi dalam organisasi-organisasi internasional seperti Bank Dunia (World Bank) dan Dana Moneter Internasional (IMF), serta mengikuti arus globalisasi.

Namun, Prabowo menekankan bahwa paradigma ini sedang mengalami pergeseran. Negara-negara yang sebelumnya menjadi pelopor ideologi ekonomi-politik global kini justru meninggalkan sistem yang mereka bangun sendiri. Hal ini menciptakan kebingungan dan ketidakpastian baru dalam percaturan dunia.

Prabowo menunjuk contoh konkret, yaitu Amerika Serikat (AS), yang dikenal dengan ideologi pasar bebas (liberalisme), kini cenderung mengambil langkah-langkah proteksionis. Meskipun tidak menjelaskan secara rinci konteksnya, Prabowo menyampaikan bahwa perkembangan global saat ini menjadi sulit dipahami.

"Situasi ini membingungkan kita. Seperti yang disampaikan Menteri Keuangan, para ekonom sekarang harus belajar lagi. Kita memang perlu belajar lagi untuk memahami dinamika baru ini," kata Prabowo. Pernyataan ini mengisyaratkan perlunya Indonesia untuk mengevaluasi kembali strategi dan kebijakan ekonominya agar sesuai dengan perubahan global yang terjadi.