Apple Mantapkan Investasi di Batam: Pabrik AirTag Segera Hadir di Nongsa
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Apple, semakin memantapkan kehadirannya di Indonesia dengan rencana pembangunan pabrik AirTag di Batam, Kepulauan Riau. Kepastian ini disambut baik oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam yang mengonfirmasi lokasi pabrik akan berada di Kecamatan Nongsa.
Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menyatakan bahwa pabrik tersebut akan berlokasi di Kawasan Tunas Industrial Prima. Informasi ini diperoleh dari laporan pengelola kawasan industri kepada dirinya. Menurut laporan tersebut, Apple berencana memanfaatkan salah satu gedung yang sudah ada di kawasan industri tersebut.
"Tim dari Kawasan Tunas telah menyampaikan bahwa akan ada launching untuk aktivitas tersebut. Rencananya, salah satu tenan di kawasan itu akan digunakan untuk lokasi investasi Apple," ungkap Amsakar.
Walaupun detail mengenai produk dan proses produksi belum diungkapkan secara rinci, Amsakar memastikan bahwa Kawasan Tunas Industrial Prima akan menjadi pusat aktivitas manufaktur Apple di Indonesia. Pihak Apple memilih untuk tidak mempublikasikan detail spesifik hingga pabrik beroperasi penuh.
"Produknya apa dan seperti apa tidak disampaikan detail. Tapi ada sedikit presentasi, Apple ini mau setelah running baru mereka publish. Yang pasti di sana akan jadi lokasi," jelasnya.
Amsakar menambahkan, peresmian pabrik direncanakan akan dilakukan dalam waktu dekat, bahkan sebelum pembangunan fisik dimulai. Ia optimis bahwa peresmian tersebut dapat terlaksana pada tahun ini.
Konfirmasi mengenai kelanjutan investasi Apple di Batam juga datang dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Nurul Ichwan, menyatakan bahwa Apple telah melakukan land acquisition dan serius dalam merealisasikan pembangunan pabrik AirTag.
"Terakhir pertemuan dengan pak menteri itu mereka menyampaikan sudah land acquisition dan mereka akan membangun di sana, yang pastinya kalau mereka sudah membeli lahan tidak mungkin tidak akan berinvestasi," ujar Nurul.
Potensi Dampak Kebijakan Tarif
Di tengah optimisme ini, terdapat potensi tantangan dari kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, sebesar 32% terhadap produk impor dari Indonesia. Nurul Ichwan mengakui bahwa kebijakan ini dapat mempengaruhi rencana investasi Apple di Indonesia. Namun, ia meyakini bahwa pemerintah AS akan mempertimbangkan kontribusi Apple terhadap ekonomi Amerika, meskipun operasional manufakturnya berada di luar negeri.
"Tapi karena kita tahu bahwa Apple ini menguasai dunia sekalipun dia tidak berlokasi di Amerika kan pada akhirnya GNP-nya akan dinikmati juga oleh Amerika, untuk kontribusi terhadap ekonomi," pungkasnya.
Investasi Apple di Batam diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan nilai ekspor. Kehadiran pabrik AirTag juga menjadi bukti kepercayaan investor asing terhadap iklim investasi di Indonesia.