PTBA Catat Penurunan Laba Bersih di Kuartal I 2025, Perang Dagang AS-China Jadi Sorotan

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan penurunan laba bersih pada kuartal pertama tahun 2025. Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, mengungkapkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh fluktuasi harga komoditas global yang dipicu oleh meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 391,47 miliar pada kuartal I 2025. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba bersih mencapai Rp 790,94 miliar.

Kendati demikian, PTBA berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan usaha pada tiga bulan pertama tahun 2025. Pendapatan usaha tercatat sebesar Rp 9,95 triliun, naik dari Rp 9,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024. Arsal Ismail menekankan bahwa meskipun laba bersih mengalami penurunan, kinerja keuangan PTBA secara keseluruhan masih dalam kondisi yang sehat.

Dalam keterangannya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Arsal Ismail menjelaskan bahwa penurunan laba bersih terutama disebabkan oleh penurunan harga jual batu bara di pasar internasional. Ia mengakui bahwa fluktuasi harga global berada di luar kendali perusahaan.

"Harga jualnya yang turun, persentasenya naik. Kalau harga internasional kan kita nggak bisa intervensi. Iya global, jadi uncontrollable lah itu," ujar Arsal Ismail, Senin (5/5/2025).

Lebih lanjut, Arsal Ismail menyoroti dampak eskalasi perang dagang AS-China terhadap permintaan batu bara. Ia menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di salah satu negara akan mempengaruhi suplai dan permintaan ekspor batu bara PTBA. Penurunan permintaan, sementara suplai tetap tinggi, akan menyebabkan penurunan harga batu bara.

"Automatically kali kan permintaan supply sama demand-nya, kan lebih banyak supply-nya, demand-nya turun kan, harga batu bara ini kan jadi turun," jelasnya.

Sebagai informasi tambahan, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 50,05 juta ton dan penjualan sebesar 50,09 juta ton pada tahun 2025. Kapasitas angkutan yang dimiliki perseroan saat ini mencapai 43,25 juta ton. Hingga 31 Maret 2025, PTBA mencatatkan total aset sebesar Rp 42,25 triliun, meningkat dari Rp 41,78 triliun. Sementara itu, jumlah liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 19,18 triliun pada kuartal I 2025.