Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan Belasan Warga Sipil

Gelombang kekerasan kembali melanda Jalur Gaza. Serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan Israel pada Senin (5/5) dini hari waktu setempat, merenggut nyawa sedikitnya 19 orang. Serangan tersebut menyasar sejumlah bangunan apartemen dan rumah penduduk di wilayah tersebut.

Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengungkapkan bahwa serangan udara Tel Aviv menghantam kawasan permukiman padat penduduk di Gaza City. Tim penyelamat menemukan 15 jenazah dan 10 warga luka-luka, yang mayoritas adalah anak-anak dan wanita. Serangan ini menghancurkan tiga apartemen di barat laut Gaza City. Selain itu, serangan udara lainnya menghantam sebuah rumah di Beit Lahiya, sebelah utara Gaza City, menewaskan empat orang dan melukai empat lainnya. Hingga saat ini, pihak militer Israel belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut.

Eskalasi konflik di Jalur Gaza semakin meningkat sejak Israel kembali melancarkan serangan pada 18 Maret lalu. Serangan ini terjadi setelah berakhirnya gencatan senjata dengan kelompok Hamas. Selain gempuran udara, Israel juga memperluas operasi darat di wilayah kantong Palestina tersebut. Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan akibat blokade total yang diberlakukan Israel. Bantuan kemanusiaan dilarang masuk ke wilayah yang dihuni oleh sekitar 2,4 juta jiwa.

Israel mengklaim bahwa blokade dan pengeboman intensif bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Menurut laporan, kelompok-kelompok militan di Gaza masih menahan sedikitnya 58 sandera yang diculik sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Militer Israel meyakini bahwa 34 sandera di antaranya telah meninggal dunia.