Lautan Terancam: Mikroplastik Ancam Kemampuan Serap Karbon dan Keseimbangan Iklim Global

Ancaman Mikroplastik Bagi Ekosistem Laut dan Iklim Global

Studi terbaru mengungkapkan ancaman serius yang ditimbulkan oleh mikroplastik terhadap kemampuan lautan dalam menyerap karbon, elemen krusial dalam menjaga keseimbangan iklim global. Penyebaran partikel plastik berukuran sangat kecil ini, tidak hanya mencemari ekosistem perairan, tetapi juga berpotensi mengganggu proses alami penyerapan karbon dioksida (CO2) oleh laut.

Para peneliti telah melakukan survei global yang komprehensif selama satu dekade terakhir, menganalisis sampel dari hampir 2.000 lokasi di seluruh dunia. Data yang dikumpulkan mencakup berbagai kedalaman laut, bahkan hingga ke titik terdalam seperti Palung Mariana. Hasilnya menunjukkan bahwa mikroplastik telah menyebar luas di lingkungan laut, mencapai konsentrasi yang mengkhawatirkan, yakni lebih dari 13.000 partikel per meter kubik terukur hampir 7 kilometer di bawah permukaan laut.

Tracy Mincer dari Florida Atlantic University mengungkapkan bahwa terdapat jutaan metrik ton mikroplastik yang tersebar di seluruh bagian dalam laut. Temuan ini mengindikasikan bahwa partikel-partikel plastik, yang terdiri dari polimer, telah menjadi bagian penting dari materi karbon yang ada di dalam air laut. Bahkan di kedalaman 2000 meter, di mana kehidupan lebih jarang, plastik menyumbang hingga 5 persen dari total partikel karbon yang ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa plastik telah menjadi komponen yang cukup dominan dalam siklus karbon laut, terutama di kedalaman yang lebih dalam.

Dampak Mikroplastik pada Siklus Karbon Laut

Salah satu kekhawatiran utama adalah bagaimana mikroplastik dapat mengganggu proses penyerapan karbon alami oleh plankton. Plankton berperan penting dalam membawa karbon ke dasar laut melalui kotoran dan bangkai mereka. Namun, jika plankton mengonsumsi mikroplastik, jumlah karbon yang tenggelam ke dasar laut dapat berkurang secara signifikan. Hal ini berpotensi menghambat kemampuan laut dalam mengurangi kadar CO2 di atmosfer, yang pada akhirnya dapat mempercepat perubahan iklim.

Aron Stubbins dari Universitas Northeastern di Massachusetts menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak negatif mikroplastik terhadap siklus karbon laut. Namun, keberadaan mikroplastik yang meluas di seluruh kolom air laut adalah masalah serius yang tidak dapat diabaikan oleh para ilmuwan yang mempelajari fungsi lautan.

Survei ini juga memberikan penjelasan mengapa jumlah plastik yang masuk ke laut jauh lebih besar daripada jumlah plastik yang terlihat di permukaan atau di dasar laut. Ternyata, sebagian besar plastik tersebut telah terpecah menjadi mikroplastik dan tersebar di seluruh kedalaman air, menjadikannya ancaman yang sulit untuk diatasi.

Studi ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature, memberikan bukti kuat tentang dampak negatif mikroplastik terhadap lautan dan iklim global. Diperlukan tindakan segera untuk mengurangi polusi plastik dan melindungi ekosistem laut yang rapuh.